Atlet Tenis Meja NPC Papua ingin sumbang medali di Peparnas XVI

Papua
Atlet tenis meja NPC Papua saat berlatih - Jubi/Sudjarwo Husain

Papua No.1 News Portal | Jubi

Jayapura, Jubi – Atlet National Paralympic Committee (NPC) Papua di cabang olahraga tenis meja berambisi mempersembahkan medali bagi kontingen Papua pada perhelatan Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) XVI yang akan digelar pada November mendatang.

Tenis meja NPC Papua akan turun di klasifikasi tuna daksa, tuna grahita dan tuna netra.

Read More

Rudi Midu, atlet tuna daksa andalan NPC Papua di cabor tenis meja akan tampil di nomor tunggal dan beregu. Rudi merupakan penyumbang medali perunggu di nomor mix atau ganda campuran pada Peparnas XV di Jawa Barat, tahun 2016. Di Peparnas kali ini, Rudi optimis bisa meraih medali emas pertamanya.

“Di Jawa Barat saya main di ganda mix pasangan saya atlet pelatnas, Resty. Kita waktu itu kalah di semifinal lawan tuan rumah. Di Peparnas XVI nanti saya di tunggal akan berusaha merebut medali emas. Tapi target saya beregu dan tunggal,” kata Rudi kepada wartawan, Kamis (9/9/21).

Pria yang juga bekerja sebagai sopir truk Pertamina itu awalnya merupakan atlet bulutangkis. Ia pindah ke tenis meja sejak Peparnas Jawa Barat.

“Saya dulu di bulutangkis. Tapi saya mulai pindah ke tenis meja sejak di Peparnas Jabar. Saya sudah bermain di 4 Peparnas. Pelatih kita bagus jadi kita optimis bisa persembahkan medali emas,” ujarnya.

Hal yang sama juga diimpikan Gerhard Agustanto Kapasiang. Ia juga merupakan atlet tenis meja klasifikasi tuna daksa. Usianya masih sangat muda. Baru berusia 18 tahun dan baru saja menamatkan sekolahnya. Dia berasal dari Merauke.

Sama seperti Rudi, Gerhard juga berlatarbelakang olahraga bulutangkis. Untuk memenuhi kuota atlet, ia pun digeser ke tenis meja.

“Saya pertama masuk NPC di Merauke. Saya sudah hobi olahraga bulutangkis sejak awal. Mulai latihan tenis meja tahun 2019. Tampil di Peparnas di Jakarta tahun 2019 dapat perunggu. Tahun 2020 sempat istirahat karena fokus sekolah. Target saya kalau bisa emas,” ujar Gerhard.

Berbeda dengan dua rekannya. Denny Priatama yang akan tampil di klasifikasi tuna grahita justru tak muluk-muluk. Denny hanya mematok target medali perak. Pasalnya ia baru saja bergabung dengan NPC Papua, April 2021.

“Saya bergabung waktu TC di Surabaya dan berlanjut ke Makassar. Pelatih Mustafa yang mengajak saya bergabung. Tapi saya sudah biasa main tenis meja sejak masih SMP di SLB. Saya menargetkan medali perak. Tidak mau terlalu tinggi karena banyak persaingan. Saya ingin membuat orang tua saya bangga,” ujar Denny. (*)

Editor: Edho Sinaga

 

Related posts

Leave a Reply