Papua No.1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Atlet National Paralympic Committee (NPC) yang dipersiapkan menuju iven Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) XVI mendapatkan klasifikasi dari tim dokter dari NPC Pusat, Senin (29/3/21).
Ketua NPC Papua, Jaya Kusuma mengatakan, pihaknya sengaja mendatangkan tim dokter klasifikasi dari NPC Pusat, di mana syarat untuk seorang atlet bisa bertanding adalah dengan diklasifikasi terlebih dahulu.
Klasifikasi tersebut dilakukan kepada semua atlet dari 12 cabang olahraga yang dipertandingkan pada Peparnas XVI nanti.
“Kita berharap dari apa yang telah ditentukan di dalam klasifikasi ini, termasuk pelatih-pelatih yang telah menentukan nomor pertandingan dari masing-masing atletnya, tidak ada perubahan. Tetapi, kita lihat tadi ada beberapa perubahan-perubahan terjadi di kelas-kelas nomor yang akan diikuti. Mudah-mudahan saja itu tidak mengganggu persiapan atlet kita yang akan bertanding,” ujar Jaya Kusuma kepada wartawan.
Lanjutnya, jika klasifikasi nomor berubah, maka lawan juga dipastikan akan ada perubahan. Oleh karena itu, pihaknya harus sama-sama meyakinkan tim klasifikasi dan pelatih untuk memastikan hasilnya sama, baik dari tim dokter maupun klasifikasi yang diharapkan dari tim pelatih.
“Nanti ada kurang lebih 225 sampai 250 atlet yang akan diklasifikasi. Pada hari ini, klasifikasi untuk atlet-atlet yang ada di Kota Jayapura. Ke depannya nanti, kita akan bawa tim dokter untuk mengklasifikasi atlet-atlet yang ada di luar, di antaranya yang ada di Kalimantan, Jakarta, dan Solo. Kita akan bekerjasama dengan tim klasifikasi dari NPC Pusat,” jelasnya.
Jaya Kusuma berharap, semua atlet yang sudah dipersiapkan oleh NPC Papua dapat tampil bertanding membela Papua di ajang Peparnas XVI 2021.
“Mudah-mudahan saja tidak ada yang bergeser, karena klasifikasi ini juga menentukan lolos tidaknya seorang atlet untuk bertanding, atau lolos tidaknya di nomor pertandingan yang sudah ditunjuk itu,” ungkapnya.
Tim dokter klasifikasi NPC Pusat, Dokter Yanti menjelaskan, klasifikasi tersebut dilakukan supaya mendapatkan kualitas pertandingan yang fair. Untuk itu, dirinya mengatakan, atlet difabel harus diklasifikasi karena ini bukan olahraga rekreasi.
“Kami sama dengan atlet yang normal, karena kami sama-sama prestasi dan berjuang. Memang benar, kami difabel dan kami ada keterbatasan, tetapi lewat klasifikasi maka pertandingan itu akan sesuai antara atlet satu dengan atlet yang lain. Percacatannya itu akan kita kelompokan, baru mereka boleh bertanding dengan kelompok yang sesuai,” bebernya.
Klasifikasi awal ini dilakukan supaya Papua, sebagai tuan rumah Peparnas XVI, tidak salah pilih atlet. Karena tidak menutup kemungkinan, pada saat pelaksanaan Peparnas ada atlet yang tidak masuk klasifikasinya atau not eligible itu tidak boleh ikut bertanding nantinya.
“Jadinya nanti sia-sia, kasihan atlet yang sudah pemusatan latihan tidak bisa bertanding karena klasifikasinya tidak sesuai. Ini merupakan antisipasi sebelum mereka pemusatan latihan, mereka sudah sesuai dengan klasifikasinya,” pungkasnya. (*)
Editor: Edho Sinaga