Atlet dan pelatih dipertimbangkan dipecat pascademo di DPRP

Perwakilan dari tujuh Cabor saat menggelar konfrensi pers di kantor KONI Papua – Jubi/Roy Ratumakin.
Perwakilan dari tujuh Cabor saat menggelar konfrensi pers di kantor KONI Papua – Jubi/Roy Ratumakin.

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Jayapura, Jubi – Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) masih mempertimbangkan pemecatan sejumlah atlet dan pelatih yang terlibat dalam aksi demonstrasi di Gedung DPRD Papua, Jumat (13/12/2019).

Read More

Sekretaris Umum (Sekum) KONI Papua, Kenius Kogoya mengatakan, tugas atlet adalah berlatih dengan sebaik-baiknya, bukan melakukan aksi demo.

“Saya kurang respek dengan apa yang dilakukan atlet dan pelatih yang melakukan aksi demo ke DPRP beberapa waktu lalu. Kita akan berikan sanksi tegas,” katanya, Selasa (17/12/2019).

Kenius Kogoya mengatakan, saat ini atlet harusnya disibukkan dengan latihan persiapan PON 2020.

Ia mengingatkan atlet dan pelatih yang tidak menunjukan performa terbaik, tidak disiplin dan menjadi provokator, penghasut didalam tim yang sedang latihan dipastikan takkan diakomodir dalam tim inti kontingen Papua pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XX

“Pasalnya, pembentukan tim inti PON segera akan diputuskan awal tahun depan (2020),” katanya.

Sementara itu, tujuh perwakilan dari Cabang Olahraga (Cabor) yang terlibat dalam aksi demo di gedung Dewan Perwakilan Rakyat Provinsi (DPRP) Papua, akhirnya meminta maaf.

Para perwakilan Cabor antara lain Gatot Suherman atlet Binaraga (PABBSI), Ayub Epa pelatih Tinju (Pertina), Dody Iskandar dari Taekwondo (TI), Lisyard Baransano asisten pelatih Gulat (PGSI), Eduard Ivakdalam dan Daud H Arim, pelatih sepak bola dan Futsal (PSSI) serta Lilis Suryani Karubaba dan Syamsir pengurus Pencak Silat (IPSI).

“Kami menyatakan permohonan maaf kepada ketua KONI Papua dan Ketua Puslatprov beserta jajarannya. Dari tulisan-tulisan yang dipajang, sudah jelas ada pihak yang memboncengi. Atlet tidak mungkin menulis kata-kata sekasar itu,” kata Dody Iskandar dari cabor Taekwondo.

Sementara itu, Eduard Ivakdalam dan Daud Arim, pelatih sepak bola dan futsal mengaku atlet mereka sempat berada di gedung dewan, namun kemudian para atlet kembali ke penginapan.

“Kami atas nama pelatih dan atlet meminta maaf kepada jajaran KONI dan Puslatprov. Jumat pagi, usai latihan ada atlet kami yang ke dewan karena mendapat informasi bahwa ada demo dari seluruh Cabor. Ternyata hal itu tidak benar. Makanya atlet kami langsung kembali ke penginapan,” kata kedua pelatih tersebut.

Aksi demo sekelompok pelatih dan atlet ke DPRP Papua diterima langsung Ketua DPRP Papua sementara, Jhon R Banua dan anggota dewan lainnya yakni Paskalis Letsoin. Mereka menyampaikan aspirasinya terkait suplemen, akomodasi, uang saku, makanan, bonus dan kebutuhan lainnya. (*)

Editor: Edho Sinaga

 

Related posts

Leave a Reply