Papua No. 1 News Portal | Jubi ,
Jayapura, Jubi – Asosiasi Bupati Pegunungan Tengah sepakat membeli dua buah pesawat jenis PAC dan Caravan, dengan kontribusi masing-masing kabupaten yang tergabung dalam asosiasi (10 kabupaten) sebesar Rp 6-10 miliar.
Ketua Asosiasi Bupati Pegunungan Tengah Papua, Befa Yigibalom, mengatakan tujuan dari pembelian pesawat adalah untuk mengakomodir pilot anak asli Papua untuk terbang di seluruh belantara Papua.
"Hal ini kami sudah sepakati bersama, mengingat saat ini anak-anak Papua yang sudah sekolah pilot banyak yang menganggur, yang mana jumlah mereka kurang lebih 50 orang, tapi kami masih mendata jumlah pasti," kata Yigibalom.
Ia katakan mulai Januari 2019, masing-masing kabupaten mentransfer uang ke perusahaan yang menjual pesawat, selanjutnya dilakukan kerjasama. Yang mana harga satu buah pesawat jenis PAC sekitar Rp 26 miliar, Karavan Rp 30-35 miliar.
"Kalau satu kabupaten sumbang Rp 5 miliar saja, sudah pasti dua pesawar terbeli itu," ujarnya.
Menurut ia, pesawat jenis PAC akan dibeli di Selandian Baru, sementara pesawat jenias Caravan akan dibeli di Amerika. Dengan harapan ke depan bisa menjadi motivator bagi semua anak-anak Papua yang sekolah pilot.
"Dalam waktu dekat kami akan ke Selandia Baru, apabila sudah terbeli pesawat ini akan menjangkau daerah-daerah terpencil, dengan begitu pendapatan daerah pasti akan masuk. Apalagi perusahaan penerbangan yang ada saat ini tidak punya hati untuk libatkan anak-anak Papua," katanya.
Selain pembelian pesawat, ujar Yigibalom, pihaknya juga bersepakat untuk membuka sekolah unggulan (SMP dan SMA) berbasis internasional di Wamena, Jayawijaya.
"Semua kabupaten akan punya bangku di sana. Artinya, semua kabupaten akan terakomodir dengan baik," ujarnya.
Selain itu, pihaknya juga akan membuka Universitas Negeri Pegunungan Tengah, yang bisa berkedudukan di Kabupaten Yahukimo atau Jayawijaya.
"Yahukimo masih banyak lahan luas untuk bangun kampus, bisa juga di Wamena. Untuk itu, kami minta dua bupati yang daerahnya akan dipakai menyiapkan semua yang diperlukan, sehingga kalau sudah sepakat bisa segera dilaksanakan," ujarnya.
Bupati Yahukimo, Abock Busup, mengatakan pihaknya akan segera menyusun anggaran secara baik untuk mendukung rencana asosiasi, apalagi kabupaten yang dipimpinnya ada lima orang pilot anak-anak Papua yang menganggur.
"Untuk penerbangan ada biaya dari APBD yang dikeluarkan, tapi sampai hari ini pilot orang asli Papua belum juga dipakai dan akhirnya menganggur," kata Busup.
"Begitu juga dengan pendidikan, kami sangat mendukung karena selama ini kami kirim anak Papua belajar diluar tapi yang datang mayat dan kita biayai sampai di tempat. Tetapi kalau ada universitas di pegunungan tengah, tentu mereka bisa belajar lebih baik dan mampu bersaing," sambungnya.
Hal senada disampaikan Bupati terpilih Kabupaten Jayawijaya, John Banua. Dirinya mengatakan untuk sekolah satu atap pemerintah provinsi sudah lakukan pembebasan lahan, sehingga 2019 akan ada pembangunan.
"Pada intinya kami siap mendukung apa yang sudah dibicarakan asosiasi. Kami akan tetap komitmen agar program-program asosiasi terwujud dan berjalan dengan baik," kata Banua.
Mengenai rencana pembelian pesawat, pihaknya sangat mendukung karena beberapa kabupaten sangat membutuhkan, seperti Yahukimo, Pegunungan Bintang, Puncak, dan Puncak Jaya.
"Tentu dengan adanya pesawat akan sangat membantu mereka, apalagi banyak anak-anak Papua yang sudah sekolah pilot tidak terakomodir. Pada prinsipnya kami mendukung program asosiasi," ujarnya. (*)