Papua No.1 News Portal | Jubi
New York, Jubi – Duta Besar Amerika Serikat untuk PBB Thomas-Greenfield, mengatakan negaranya telah menawarkan bertemu Korea Utara atau Korut tanpa prasyarat dan tak punya niat bermusuhan. Hal itu disampaikan Thomas-Greenfield, Rabu (20/10/2021) kemarin saat negara-negara anggota Dewan Keamanan PBB bertemu membahas tentang peluncuran rudal terbaru Korea Utara.
“Korea Utara harus mematuhi resolusi Dewan Keamanan (PBB) dan sudah waktunya untuk terlibat dalam dialog yang berkelanjutan dan substantif menuju tujuan denuklirisasi lengkap di Semenanjung Korea,” kata Thomas-Greenfield, dikutip dari Antara.
Korut yang secara resmi dikenal sebagai Republik Rakyat Demokratik Korea (DPRK) telah lama menuduh Amerika Serikat punya kebijakan bermusuhan. Korut menegaskan punya hak untuk mengembangkan senjata untuk pertahanan diri.
Tercatat Korut telah dikenai sanksi PBB sejak 2006. Sanksi itu terus diperkuat dalam upaya untuk memotong dana untuk program nuklir dan rudal balistik Pyongyang. Langkah-langkah sanksi tersebut termasuk larangan peluncuran rudal balistik.
“Kami telah menawarkan untuk bertemu dengan pejabat DPRK, tanpa prasyarat apa pun, dan kami telah menjelaskan bahwa kami tidak memiliki niat bermusuhan terhadap DPRK,” kata Thomas-Greenfield.
Namun, Misi Korea Utara untuk PBB di New York tidak segera menanggapi permintaan komentar atas pernyataan Thomas-Greenfield.
Pada 2018 dan 2019, pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dan Presiden AS saat itu Donald Trump bertemu tiga kali, tetapi pertemuan itu gagal membuat kemajuan atas seruan AS agar Pyongyang menyerahkan senjata nuklirnya dan tuntutan Korea Utara untuk pengakhiran sanksi.
Thomas-Greenfield mengatakan pemerintahan Presiden Joe Biden “siap untuk terlibat dalam diplomasi yang serius dan berkelanjutan” (dengan Korea Utara).
Baca juga : PBB curigai Korut mulai operasikan reaktor nuklir
China bantah tuduhan melanggar sanksi PBB ke Korut
Korut mengaku sukses uji peluncuran roket ganda
Beberapa anggota dewan Eropa – Prancis, Estonia dan Irlandia – juga mendesak Korea Utara untuk “terlibat secara bermakna” dengan tawaran dialog yang disampaikan berulang kali oleh Amerika Serikat dan Korea Selatan. Termasuk pada Selasa (19/10/2021) lalu saat uji coba rudal balistik baru yang lebih kecil dari kapal selam.
Langkah Korut itu mendorong Amerika Serikat dan Inggris pada Rabu untuk mengangkat masalah ini di Dewan Keamanan PBB yang beranggotakan 15 negara.
“(Uji coba rudal) itu adalah yang terbaru dari serangkaian provokasi sembrono,” kata Thomas-Greenfield menegaskan. (*)
Editor : Edi Faisol