AS dan Rusia tingkatkan upaya hentikan program nuklir Korut

Papua No. 1 News Portal | Jubi,

Jayapura, Jubi – Presiden Amerika Serikat Donald Trump, yang pada bulan lalu mengeluh karena menganggap Moskow "tidak berbuat apa-apa terhadap Korea Utara, mengatakan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin untuk meningkatkan upaya penghentian program nuklir Pyongyang, demikian keterangan Gedung Putih.

"Presiden Trump menegaskan kembali pentingnya mengambil langkah-langkah yang lebih jauh untuk memastikan denuklirisasi Korea Utara," kata Gedung Putih dalam pernyataan tertulis terkait pembicaraan telepon antara Trump dengan Putin.

Dalam wawancara dengan Reuters bulan lalu, Trump menuding Rusia telah membantu Korea Utara menghindari sanksi-sanksi internasional yang bertujuan menghukum Pyongyang karena mengembangkan rudal berhulu ledak nuklir yang mampu menyasar daratan Amerika Serikat.

"Rusia sama sekali tidak membantu kami terkait Korea Utara," kata Trump kepada Reuters.

Moskow sendiri membantah tudingan Trump dan mengaku mematuhi semua sanksi PBB.

Trump dan Putin berbicara setelah Wakil Presiden Amerika Serikat Mike Pence, dalam wawancaranya dengan Washington Post, mengungkap potensi adanya perundingan antara pihaknya dengan korea Utara.

Pence, yang tengah berkunjung ke Korea Selatan untuk Olimpiade Musim Dingin, juga mengatakan bahwa Washington akan semakin memperbesar tekanan terhadap Pyongyang sampai mereka "mengambil langkah nyata menuju denuklirisasi." Sepanjang tahun lalu, Korea Utara telah menembakkan puluhan rudal dan menggelar uji coba nuklir, yang melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB.

Rusia sendiri menandatangani rangkaian sanksi baru oleh Dewan Keamanan PBB terhadap Korea Utara pada tahun lalu.

Di antara sanksi terbaru Dewan Keamanan adalah larangan ekspor batu bara, yang merupakan sumber penting bagi Pyongyang untuk mendapatkan mata uang asing guna mendanai program nuklir mereka.

Namun Korea Utara tercatat sebanyak tiga kali mengapalkan hasil tambang batu bara mereka ke Rusia sejak sanksi mulai diberlakukan pada 5 Agustus lalu, demikian keterangan tiga sumber intelejen negara Eropa Barat kepada Reuters.

Batu bara dari Korea Utara itu dikirimkan ke pelabuhan Nakhodka dan Kholmsk di Rusia untuk dikemas ulang sebelum kembali diekspor menuju Korea Selatan atau Jepang, kata sumber-sumber itu. (*)

Related posts

Leave a Reply