Arena Kriket Papua, pertama di Indonesia dan berkelas dunia

Arena PON XX Papua
Arena Kriket PON XX Papua terlihat dari udara. – Jubi/Istimewa

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Jayapura, Jubi – Arena olahraga Kriket menjadi barang baru di Bumi Cenderawasih, bahkan yang pertama di Indonesia. Keberadaan venue ini dipersiapkan menjelang Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua, 2-15 Oktober tahun ini.

Arena kriket berada di Kampung Doyo Baru, Distrik Waibu, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua ini dibangun sepaket dengan venue Hoki Indoor  (dalam ruangan) dan Hoki Outdoor (luar ruangan) dalam satu kawasan.

Read More

Ketiga arena yang peruntukannya akan digunakan pertandingan PON XX ini dibangun menelan anggaran senilai Rp288 miliar lebih berdasarkan kontrak.

Pembangunan venue ini merupakan amanat dari Instruksi Presiden (Inpres) No.10 tahun 2017 dan ditangani langsung oleh Kementerian PUPR dengan rekanan PT Nindya Karya (Persero). Proses pengerjaan venue ini mulai berjalan sejak akhir 2018 dan dinyatakan rampung pada pertengahan tahun 2020.

Arena kriket Papua dibangun di atas lahan seluas 2.802 meter persegi. Venue yang berkapasitas tribun 2.585 penonton ini sudah dilengkapi dengan lapangan pemanasan, papan skor LED dan pencahayaan Field of Play berkekuatan 1.000 lux.

Venue ini kabarnya juga sudah mendapatkan sertifikasi atau akreditasi dari Dewan Cricket Internasional atau International Cricket Council (ICC).

“Beberapa pekerjaan sudah disertifikasi, sama halnya dengan lapangan Hoki yang di outdoor yang telah disertifikasi juga,” ujar Eko Prasetyo selaku PPK Pusat Pengembangan Sarana Prasarana Pendidikan, Olahraga dan Pasar (PSPPOP).

“Mendatangkan tenaga sertifikatornya itu kita terkendala karena kebijakan penutupan akses transportasi saat awal wabah Covid-19,” tambahnya.

Sama halnya dengan venue-venue lain yang dipersiapkan menjelang PON XX, pengerjaan arena kriket juga sempat terganggu pandemi Covid-19. Namun, progresnya tetap berjalan sesuai jadwal.

“Venue Kriket, Hoki dan juga Akuatik sudah selesai. Progres pengerjaannya dilaksanakan dengan sangat progresif,” jelas Anggoro Putro, eks Kepala Satuan Kerja Pelaksanaan Prasarana Pemukiman Wilayah II Papua Kementerian PUPR.

Hanya saja, Anggoro menyebutkan, penataan kawasan kompleks olahraga di Doyo Baru, Kabupaten Jayapura, sedikit berjalan terlambat dari target yang direncanakan. Berdasarkan data progresnya, hingga 3 November 2020 atau minggu ke-48 pengerjaannya, progres penataan kawasan kompleks olahraga di Doyo Baru mencapai 65,80 persen. Sedikit berjalan telat dari target perencanaan yakni 67,32 persen.

Selain tengah berada pada situasi pandemi Covid-19, faktor cuaca dan pemalangan lokasi juga menjadi faktor yang sedikit menghambat. “Kami dari PUPR berharap sarana dan infrastruktur yang sudah dibangun dapat terus dipertahankan dan bisa dimanfaatkan secara berkelanjutan,” ujarnya.

Segera Diserahterimakan

Arena kriket bakal segera diserahterimakan kepada pemerintah provinsi Papua bersama tiga venue lainnya yang telah rampung yakni Akuatik, Istora Papua Bangkit dan Hoki (indoor dan outdoor).

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan bahwa penyelesaian pembangunan venue olahraga PON XX dilaksanakan dengan cermat, mulai dari tahap desain, pembangunan, dan pengawasannya dengan tetap memperhatikan aspek keselamatan yang melibatkan pengawasan dari Komite Keselamatan Konstruksi (Komite K2).

“Diharapkan terselesaikannya venue PON tersebut tidak hanya menjadi kebanggaan warga Papua saja, namun juga menjadi kebanggaan seluruh rakyat Indonesia. Hal ini juga diharapkan dapat mendorong para anak muda, khususnya atlet-atlet Papua lebih semangat dan berprestasi menjadi juara, baik di kancah nasional maupun internasional,” kata Menteri Basuki beberapa waktu lalu.

Dinas Olahraga dan Pemuda (Disorda) Papua masih menanti proses administrasi serah terima tersebut dari Kementerian PUPR. Sekadar diketahui, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya telah menyelesaikan pembangunan empat dari tujuh venue untuk mendukung pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX di Papua tahun 2021.

Keempat venue yang sudah selesai 100 persen dan siap diserahterimakan ke Pemerintah Daerah yakni venue Aquatik, venue Istora Papua Bangkit dan arena Kriket dan hoki indoor maupun outdoor yang merupakan amanat dari Inpres No.10/2017.

“Saat ini, pemerintah daerah dalam posisi menunggu tindak lanjut dari teman-teman di Kementerian PUPR untuk segera melakukan langkah-langkah administrasi dalam kaitannya dengan serah terima aset, tentu ini membutuhkan sebuah proses dan langkah-langkah administrasi yang perlu dilakukan bersama,” ujar Kadisorda Papua, Alexander Kapisa.

Tim Kriket Papua
Tim kriket putra dan putri Papua usai tampil sebagai juara Liga Kriket Indonesia Divisi Bali 2020. – Jubi/PCI Papua

Siap Iven Internasional

Pengurus Provinsi Persatuan Cricket Indonesia (PCI) Papua menjanjikan medali emas pada perhelatan PON XX. Optimisme ini kian mencuat menyusul adanya fasilitas venue berstandar internasional yang dibangun pemerintah Papua. Hal ini diutarakan Ketua Pengprov PCI Papua, Moch. El Bahar Conoras.

Tak hanya karena didukung fasilitas berstandar internasional, PCI Papua juga optimis karena berkaca pada hasil Kejuaraan Nasional yang diikuti oleh tim kriket Papua pada 2019 dan 2020 lalu.

“Kita bisa lihat saja sejak juara di kejurnas tahun 2019 dan 2020 serta beberapa iven kami mendominasi, dan hari ini memang tim Papua sangat ditakuti oleh Kalimantan Timur dan DKI Jakarta,” kata El Bahar.

Rencananya sebelum PON XX, akan digelar iven internasional se-Asia Pasifik di venue kriket Doyo Baru, pasalnya berdasarkan arahan dari Ketum Pusat Azis Samsudin venue yang dimiliki Papua ini sudah berstandar Internasional.

“Pemda sudah menyiapkan tanah dan lahan, pemerintah pusat menyiapkan infrastrukturnya. Jadi memang sangat luar biasa sekali, makanya akan digelar iven skala Internasional,” ungkapnya.

Olahraga kriket sangat ideal bagi orang Papua, pasalnya postur tubuh mereka sangat cocok untuk olahraga yang populer di India itu. Ia mengimbau agar pengembangan organisasi olahraga ini harus ditingkatkan, sehingga ke depannya Papua memiliki dua olahraga ikonik selain sepakbola.

“Memang juara dunia kriket itu Papua New Guinea, namun secara ras tidak beda jauh dengan kita Papua, sehingga di masa-masa mendatang, Papua lah yang bisa menjadi juara dunia. Sehingga kita harus menyiapkan tim untuk mengikuti kejuaraan Internasional,” ujarnya.

Penilaian Delegasi Teknik

Arena kriket Papua mendapat respons positif dari technical delegate (TD) atau delegasi teknik cabang olahraga kriket, Albert Wolter Aridan Tangkudung.

Albert membeberkan, arena kriket yang dimiliki Papua ini merupakan stadion kriket pertama di Indonesia serta sangat memenuhi standar internasional.

“Ya, venue ini menjadi stadion kriket pertama di Indonesia dan sudah memenuhi standar internasional,” kata Tankudung.

Hanya saja, ia menuturkan, di luar hal teknis masih ada sejumlah kekurangan pada venue tersebut yang perlu dibenahi.

“Kekurangannya hanya lapangan yang masih bergelombang dan banyak ditumbuhi rumput liar. Tapi dari segi fasilitas penunjangnya sudah lengkap mulai dari net untuk latihan dan recovery,” bebernya.

Ketua Harian PCI Papua, Idris Salama mengungkapkan, berdasarkan hasil kunjungan ke venue kriket saat meninjau kebutuhan yang akan dipersiapkan maupun diperbaiki sebelum penyelenggaraan PON XX Papua, sebelum dilakukan serah terima akhir pekerjaan, diakuinya ada sejumlah kekurangan yang diminta oleh TD untuk dibenahi.

“Item yang perlu diperbaiki yakni lapangan yang masih bergelombang, tribun dengan kemiringan pembuangan air agar tidak tergenang, lapangan pemanasan 1 setengah meter yang kurang akan ditambahkan. Jadi sebelum penyerahan mereka (penanggung jawab pekerjaan) telah menyanggupi untuk melakukan perbaikan,” pungkasnya.

Cabor kriket pada PON XX memperlombakan 6 nomor masing-masing Super Sixes (Super 8) putra/putri, Twenty (T20 S) putra/putri dan Super Eight putra/putri. (*)

Editor: Jean Bisay

Related posts

Leave a Reply