Papua No. 1 News Portal | Jubi
Suva, Jubi – Sekelompok ilmuwan di Fiji, bekerja sama dengan beberapa peneliti di New York, baru saja menyelesaikan uji coba suatu aplikasi ponsel yang dapat membantu perawat-perawat di Fiji untuk mendiagnosis gangguan mental.
Jika aplikasi itu diluncurkan, mereka berkata proyek itu dapat membantu mengatasi tingginya angka bunuh diri dan depresi di negara itu.
Matthew Galuvakadua dari LSM akar rumput, Youth Champs 4 Mental Health, menerangkan akibat adanya stigma sosial, orang-orang yang menderita depresi atau mereka yang berpikir untuk bunuh diri, sering kali diabaikan oleh sistem kesehatan Fiji.
“Sering kali sebelum polisi datang dan menginvestigasi kematian, mereka sudah mengubur mayatnya. Tidak ada investigasi yang dapat dilakukan… mereka menganggapnya sebagai kecelakaan,” katanya.
“Sebagian besar keluarga biasanya menutupinya karena adanya stigma atas bunuh diri.”
Stigma inilah yang ingin dihentikan melalui pengembangan aplikasi seluler ini, dengan melengkapi perawat dengan satu alat dan memungkinkan mereka untuk mendiagnosis pasien yang berisiko depresi atau bunuh diri secara rutin.
Dr Vimla Patel, Direktur dari Center for Cognitive Studies di New York Academy of Medicine, bekerja sama dengan universitas Fiji National University untuk mengembangkan proyek tersebut.
Ia berkata aplikasi itu akan memungkinkan para perawat untuk menjawab daftar pertanyaan yang telah dirancang secara khusus, lalu memberikan skor kepada pasien tergantung dari tanggapan mereka.
“Aplikasi ponsel ini akan menghitung skor pasien secara otomatis, dan kemudian berdasarkan jumlah itu memberikan rekomendasi apa yang seharusnya harus dilakukan secara otomatis ,” katanya.
Dengan adanya aplikasi itu, diharapkan lebih banyak kasus gangguan mental dapat didiagnosis, namun dr Patel berkata sektor perawatan gangguan mental di Fiji juga harus diperluas.
Dr Patel dan peneliti di universitas nasional Fiji kini sedang menggalang dana, untuk mengembangkan proyek percontohan sehingga mereka dapat mencoba aplikasinya di klinik-klinik kesehatan Fiji. (ABC Radio Australia/ Pacific Beat/Prianka Srinivasan)
Editor : Kristianto Galuwo