Anggota tetap DK PBB sebut perang nuklir harus dihindari

Papua, Nuklir Atom
Ilustrasi, atom nuklir, pixabay.com

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Moskow, Jubi – China, Rusia, Inggris, Amerika Serikat dan Prancis, lima negara anggota tetap Dewan Keamanan (DK) PBB, menegaskan penyebaran lebih lanjut senjata nuklir dan perang nuklir harus dihindari. Pernyataan Mereka memiliki tanggung jawab utama untuk menghindari perang antara negara-negara pemilik senjata nuklir dan untuk mengurangi risiko strategis, sambil bekerja dengan semua negara untuk menciptakan suasana keamanan.

Read More

“Kami menyatakan tidak akan ada pemenang dalam perang nuklir, itu tidak boleh dimulai,” kata pernyataan bersama kelima negara itu dalam versi bahasa Rusia, Senin (3/1/2022) kemarin.

Baca juga : Raja Salman khawatir program nuklir Iran
Iran sepakat bahas kembali kesepakatan nuklir setelah didesak negara internasional
Malaysia prihatin pelucutan senjata nuklir melambat

Pernyataan itu menyebutkan penggunaan senjata nuklir akan memiliki konsekuensi yang luas. “Kami juga mengonfirmasi ahwa senjata nuklir – selama mereka ada – harus melayani tujuan pertahanan, pencegahan terhadap agresi dan pencegahan perang,” kata pernyataan tersebut lebih lanjut.

Prancis juga merilis pernyataan bersama itu dan menggarisbawahi bahwa lima negara kuat itu menegaskan kembali tekad mereka untuk upaya pengendalian senjata nuklir dan perlucutan senjata. Kelima negara akan melanjutkan pendekatan bilateral dan multilateral untuk pengendalian senjata nuklir.

Sedangkan pernyataan itu muncul di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik antara Moskow dan negara-negara Barat atas kekhawatiran tentang pembangunan militer Rusia di dekat negara tetangganya — Ukraina. Moskow mengatakan dapat memindahkan pasukannya di sekitar wilayahnya sendiri jika dianggap perlu.

Pada Kamis lalu (30/12/2021), Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengatakan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin bahwa kemungkinan langkah Rusia di Ukraina akan menuai sanksi dan peningkatan kehadiran AS di Eropa, di mana terjadi ketegangan tinggi setelah penumpukan militer Rusia di perbatasan dengan Ukraina. (*)

Editor : Edi Faisol

Related posts

Leave a Reply