Anak SD di Jayawijaya meninggal usai diimunisasi MR

Papua No. 1 News Portal | Jubi 

Wamena, Jubi – AL (9), seorang bocah perempuan yang tercatat sebagai murid SD kelas IV Inpres Umpakalo, Distrik Kurulu, Kabupaten Jayawijaya dikabarkan meninggal dunia setelah diberikan imunisasi Campak (Measles) dan Rubella (MR) di sekolahnya, Selasa (14/8/2018).

Dari keterangan sejumlah keluarga, korban meninggal setelah dilarikan ke Rumah Sakit Wamena usai mendapatkan imunisasi MR.

Wali kelas IV di sekolah tersebut, Herman menceritakan , petugas kesehatan dari Puskesmas Kurulu tiba di sekolah untuk melakukan imunisasi, setelah jam istirahat. Sekitar pukul 11.00 WP.

“Setelah itu seluruh murid disuruh masuk ke dalam kelas, lalu didata untuk diberi imunisasi. Sebelum imunisasi, korban tampak ceria, namun setelah diimunisasi langsung pingsan,” katanya.

Usai pingsan, korban langsung dilarikan ke rumah sakit Wamena didampingi empat guru dan juga petugas kesehatan setempat.

Agustinus Okama Kosay, keluarga korban mengakui pemberitahuan ke pihak sekolah dilakukan mendadak pada Senin (13/8/2018) malam.

Bahkan menurutnya, pihak sekolah pun sempat menolak adanya imunisasi karena dianggap mendadak, namun imunisasi tetap dilakukan.

“Undangan atau pemberitahuan ke sekolah disampaikan mendadak, sehingga bagaimana pemberitahuan itu bisa tersampaikan ke seluruh orang tua, sekolah sempat ingin membatalkan, karena setiap anak harus didampingi orang tua sebelum imunisasi,” ujar Kosay.

Disampaikan, memang sebelum imunisasi, sudah ada sosialisasinya. Namun itu hanya difasilitasi oleh Yayasan Berkat Lestari. Tanpa didampingi petugas kesehatan setempat.

Setahunya, AL ini dalam kondisi sehat. Namun dari keterangan orang tua korban bahwa memang yang bersangkutan kondisi fisiknya sedikit kurang fit.

“Seharusnya dengan kondisi fisik seperti ini harus dijelaskan orang tua sebelum diimunisasi. Tetapi dengan kondisi seperti ini, petugas kesehatan juga tidak menanyakan ke orang tua terlebih dahulu dan langsung imunisasi,” katanya.

“Tanpa ditanyakan ke orang tua anak ini sebelumnya pernah sakit atau tidak, kondisi kesehatan seperti apa harus ditanyakan, ada apa sebenarnya,” sambungnya.

Dirinya juga menyesalkan terlambatnya informasi yang diberikan Puskesmas setempat, soal akan dilakukan imunisasi.

“Keluarga baru tahu informasi pagi hari, jika pemberitahuan masuk satu dua hari sebelumnya, setidaknya orang tua akan dampingi, sekaligus bisa menjelaskan soal kesehatan anaknya. Dan saat kejadian, bapak ibunya sedang di kebun dan sekitar jam 12 siang baru mendapat kabar,” ujar Kosay.

Kapolres Jayawijaya, AKBP Yan Pieter Reba mengatakan pihaknya akan meminta keterangan dari para petugas kesehatan di Puskesmas Kurulu, yang melakukan imunisasi.

“Kami akan meminta keterangan dari semua pihak, baik sekolah maupun petugas Puskesmas untuk melakukan penyelidikan awal,” kata Yan Reba.

Hingga kini belum ada keterangan resmi baik dari dinas kesehatan Jayawijaya maupun Puskesmas Kurulu yang melakukan imunisasi. (*)

 

 

Related posts

Leave a Reply