Wamena, Jubi – Ratusan anak-anak asal Nduga yang mengungsi ke Jayawijaya sejak konflik pada Desember 2018 , akan kembali bisa merasakan proses belajar mengajar.
Senin nanti (11/2/2019) ratusan anak tersebut akan kembali mendapatkan pelajaran. Meski sekolah yang mereka tempati nantinya bukan di dalam ruang selayaknya sekolah, tetapi bersifat darurat. Dibuat di pengungsian di halaman Gereja Kingmi Jemaat Weneroma, Ilekma, Kabupaten Jayawijaya.
Sekolah yang dibuat hasil jerih payah tim relawan pengungsi Nduga dan dinas pendidikan setempat. Saat ini sedang dibangun untuk mengejar ketertinggalan proses belajar mengajar di hampir 10 distrik di Nduga, baik yang terkena dampak konflik secara langsung maupun tidak.
Kasubag Umum Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Papua, Ponto Yelipele saat ditemui di Posko pengungsian di Ilekma, Jayawijaya mengatakan, anak-anak yang mengungsi ini telah terabaikan haknya dalam memperoleh pendidikan.
“Kami bersyukur tim relawan peduli Nduga ini mengambil langkah membuat sekolah darurat bagi anak-anak, karena sebentar lagi aka nada ujian kelulusan dan kenaikan kelas, sehingga ini harus dilakukan,” kata Yelipele.
Ia menyebutkan, sekolah darurat ini nantinya akan terus ada hingga situasi keamanan di Nduga betul-betul terjamin.
Seorang tenaga pengajar yang juga merupakan Kepala Sekolah SD Inpres Yigi, Ledi Buyung Wena mengungkapkan, materi pelajaran yang akan diberikan nantinya sesuai dengan proses belajar mengajar seperti biasanya.
“Tetap menggunakan kurikulum K13 yang ditetapkan pemerintah. Proses belajar mengajar di pengungsian ini tidak ada masalah, tetap kita sesuaikan dengan aturan yang berlaku, hanya saja menyesuaikan dengan keadaan karena di sini kita kekurangan ruangan dan fasilitas belajar lainya,” ujar Ledi.
Ia menjelaskan, nantinya setiap anak kelas satu misalnya akan digabung dari setiap distrik, mengingat ruang kelas yang digunakan terbatas.
“Anak-anak di sini sudah hampir sebulan lebih ketinggalan pembelajaran, sehingga nantinya akan ada sekitar 80-an guru yang dikerahkan dari semua jenjang pendidikan dari SD hingga SMA,” ujarnya.
Tim relawan pengungsi Nduga, Ence Geong mengaku dari data yang berhasil dihimpun, ada 320 siswa dari SD hingga SMA. Dari data itu, ada 10 SD, 5 SMP dan 2 SMA dari kurang lebih 10 distrik mulai dari Mbua, Dal, Yal, Mapenduma, Nirkuri, Mbulmu Yalma, Ininggal, Mam, Iniye.
“Jumlah ini waktu kami datang mengumpulkan mereka di sini awal pekan ini. Hadir sekitar 500 orang. Karena Gereja Weneroma ini menurut majelis di gereja ini kapasitasnya sekitar 800-1000 orang, sehingga dugaan kami sekitar 500 pengungsi, dan kemungkinan besar akan bertambah, karena informasi bahwa kami relawan di sini mengupayakan adakan pendidikan darurat di sini, telah menyebar ke pengungsi lainya sehingga beberapa pengungsi ada beberapa sudah datang hanya untuk sekolah di Ilekma ini,” katanya. (*)
Editor: Syam Terrajana