Anak-anak dan perempuan termasuk korban perang suku di PNG

Rumah-rumah masyarakat di Provinsi Western Highlands, Papua Nugini. - RNZI / Johnny Blades
Rumah-rumah masyarakat di Provinsi Western Highlands, Papua Nugini. – RNZI / Johnny Blades

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Mount Hagen, Jubi – Sebelas orang – termasuk tiga anak-anak – dianiaya pada Rabu kemarin (11/3/2020), ketika perang antara dua suku dari Tari berlanjut ke Lembah Porgera.

Read More

Tiga perempuan dan lima laki-laki dari Enga juga terbunuh ketika suku O Kiru dan Miape melanjutkan kerusuhan antara keduanya berlanjut, kali ini Porgera.

Presiden pemerintah setempat LLG Paiela-Hewa, Sailas Ayeila, yang berada di lapangan dengan kelompok hukum dan personel keamanan, kemarin membenarkan bahwa mereka yang tewas berasal dari daerah Paiela di Enga, dan area Porgera dan Kandep, tetapi tinggal di Desa Suyan dekat Porgera.

Dia menegaskan bahwa perang suku ini telah merenggut cukup banyak nyawa, termasuk nyawa seorang polisi muda baru-baru ini. Dia mengungkapkan pertumpahan darah akibat konflik ini telah dikecam oleh pemimpin setempat, polisi, dan warga Porgera.

Ayeila mengatakan meskipun suku-suku itu telah diminta untuk kembali ke kampung mereka masing-masing, pemimpin perang O Kiru menolak untuk pulang dan kembali ke Desa Suyan di daerah Marenga, untuk mencari musuh-musuh mereka – Suku Miape – dan menghabisi nyawa orang-orang yang tidak bersalah ini.

Ayeila mengatakan pemimpin-pemimpin Porgera-Paiela dan masyarakat sekarang mendesak pemerintah nasional untuk mengumumkan keadaan darurat di daerah tersebut.

“Kita orang-orang Enga memang ikut perang suku, tetapi kita tidak membunuh dengan cara biadab dan kebinatangan seperti itu. Kita tidak membunuh perempuan dan anak-anak. Saya membantu memulihkan jasad mereka yang terbunuh dan membawa mayat-mayat ke kamar mayat Rumah Sakit Paiam, dan saya takut. Orang-orang Porgera, pegawai negeri, dan karyawan pertambangan sekarang ketakutan. Beberapa minggu yang lalu, polisi dan tentara PNG melakukan penggerebekan setelah seorang anggota polisi muda dibunuh oleh suku-suku dari Tari itu, rumah-rumah yang dibakar oleh anggota-anggota keamanan ini adalah milik masyarakat yang tidak bersalah,” kata Ayiela. (Post-Courier)

Editor: Kristianto Galuwo 

Related posts

Leave a Reply