Alexander Dawia dan perkembangan Islam di PNG

Masjid di Papua Nugini
Masjid di Port Moresby. - Youtube/ Islamic Knowledge Official

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Jayapura, Jubi – Mungkin banyak pihak yang tidak mengetahui kalau Alexander Dawia warga Papua Nugini dari Provinsi Otonom Bougainville, adalah orang Papua Nugini pertama yang memeluk agama Islam. Mahasiswa sejarah dari The University of Papua New Guinea itu mengenal Islam saat melakukan riset studinya di Australia.

Dalam artikel berjudul My Memories of Islam in Papua New Guinea yang dirilis   muslimpopulation.com pada Maret 2008,Mohammad Afzal Choudry menulis bahwa Dawia mengucapkan syahadat pada di sebuah masjid di Sydney, Australia, pada 16 Januari 1986. Seorang warga asli Papua Nugini lainnya, Lavi Ali juga memeluk agama Islam setelah mendengar berita Alexander Dawia masuk Islam.

Read More

Islam masuk ke Papua Nugini pada 1977 – 1978, lewat lima orang India dan Pakistan yang bekerja untuk pemerintah Papua Nugini. Mereka juga mengajar di The University of Papua New Guinea.

Baca juga: Covid-19: ujian bagi kapasitas RSU Port Moresby

Chodry menulis pada 1979 – 1980 dibentuklah Regional Islamic Da’wah Council of South East Asia and Pacific (RISEP). Dr Qazi Asfaq Ahmad, seorang Associate Professor Teknik Mesin di The Papua New Guinea University of Technology menjadi Vice President RISEP. Pada tahun yang sama, Dr Qazi Asfaq Ahmad juga mendirikan Islamic Society of Papua New Guinea (ISPNG) di Lae.

Masjid pertama di Port Moresby dibangun pada 1982, setelah mendapat ijin dari Perdana Menteri Sir Julius Chan. Tetapi ada  peran dari Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Muhamad yang  juga memiliki hubungan sangat erat dengan mendiang Sir Michael Somare sehingga masjid itu bisa dibangun di Port Moresby.

The Journal of Pacific History mengutip penelitian Dr Scott Flower, seorang spesialis Islam Universitas Melbourne, bahwa alasan sekunder untuk masuk Islam di PNG termasuk kekecewaan dan kebingungan orang melihat persaingan antar banyak gereja Kristen yang berbeda, dan inkonsistensi teologi mereka.

Baca juga: Palau buka perbatasan untuk Taiwan April 2021

“Orang PNG cukup fanatik tentang teologi. Mereka benar-benar membaca Alkitab. Mereka bisa mengutip pasal dan ayat. Dan kontradiksi yang mereka temukan di dalam Alkitab adalah alasan utama lainnya mengapa orang mengatakan kepada saya bahwa mereka bertobat,”tulis Dr Scott Flower.

Menurut Flower, jumlah umat muslim di Papua Nugini pada 2001 hanya sekitar 500 orang. Pada 2007, jumlah itu bertambah menjadi 2.000 muslim. Pada 2008 Australian Broadcasting (ABC) menyebut terdapat 4.000 umat Islam. Scott Flower telah memperkirakan di Papua Nugini terdapat sekitar 5.000 umat muslim.

Populasi muslim terbesar berada di Propinsi Chimbu, Mendi dan Mount Hagen yang merupakan wilayah tengah PNG dan daerah pegunungan. Persebaran lain terdapat di ibu kota PNG, Port Moresby, dan sejumlah provinsi lain seperti Madang, East Sepik (Wewak), dan West Sepik (Vanimo). (*)

Editor: Aryo Wisanggeni G

Related posts

Leave a Reply