Papua No. 1 News Portal | Jubi,
Wewak, Jubi – Populasi sebuah pulau vulkanik kedua di grup Kepulauan Schouten PNG telah dievakuasi, di tengah-tengah kekhawatiran akan letusan gunung berapi lainnya.
Pemerintah Provinsi Sepik Timur telah memerintahkan evakuasi terhadap sekitar 3.000 penduduk kampung di Pulau Biem setelah meningkatnya aktivitas vulkanik di pulau itu.
Pulau Biem terletak dekat dengan Pulau Kadovar kecil yang telah dievakuasikan awal bulan ini setelah letusan pertamanya dalam catatan sejarah.
Populasi Pulau Kadovar dipindahkan ke Pulau Ruprup.
Namun pemerintah provinsi mengatakan orang-orang yang telah direlokasikan sebelumnya sekarang harus dipindahkan lagi dari Ruprup karena resiko pulau itu meningkat akibat aktivitas vulkanik disekitarnya yang tampak semakin intensif.
Orang-orang dari pulau itu harus dipindahkan ke daratan dengan bantuan Angkatan Pertahanan PNG dan kapal penangkap ikan setempat.
Sebelumnya pada hari Minggu, Perdana Menteri Peter O'Neill telah mengarahkan semua sumber daya manusia dan sarana prasarana negara yang tersedia untuk mendukung evakuasi orang-orang yang berisiko terkena aktivitas vulkanik di lepas pantai utara daratan PNG.
“Saya telah memberikan wewenang mengerahkan personil dan aset tambahan untuk membantu memindahkan orang-orang yang berada di sekitar gunung berapi,” kata O'Neill yang merujuk pada Pulau Kadovar.
Dia juga memperingatkan semua masyarakat pesisir di wilayah ini untuk waspada terhadap risiko tsunami akibat aktivitas vulkanik.
Baik Pulau Biem maupun Kadovar tidak memiliki teknologi pemantauan seismik, oleh karena itu para ilmuwan dan pihak berwenang memantau gunung berapi dari jalan raya udara dan citra satelit.
“Air laut telah menguning di sekitar Pulau Biem, yang menurut para vulkanolog adalah magma yang bergerak naik, pergerakan magma ini memaksa unsur besi untuk larut ke air laut dan itulah menyebabkan perubahan warna,” Gubernur Provinsi Sepik Timur, Allan Bird.(RNZI)