Papua No.1 News Portal | Jubi
Apia, Jubi – Aktivis perubahan iklim muda dari Samoa Brianna Fruean, dalam sebuah pidato di hadapan Konferensi Perubahan Iklim PBB (COP26) pada Senin lalu (1/11/2021), bukan menyebut orang-orang muda di Kepulauan Pasifik korban dari krisis iklim, tetapi generasi pembawa harapan yang tangguh.
Aktivis muda Samoa itu menegaskan kepada para pemimpin dunia yang menghadiri COP26 di Glasgow bahwa generasi muda di kawasan ini “tidak tenggelam” dan akan terus berjuang.
“Ketika saya masih kecil, saya diajarkan betapa penting kata-kata dan dampaknya. Dalam budaya saya di Samoa ada pepatah yang berbunyi E pala ma’a ae le pala upu, yang artinya batu pun bisa membusuk tetapi kata-kata akan tetap ada,” jelas Fruean.
“Ini merupakan sebuah pelajaran untuk mengetahui bagaimana kata-kata dapat digunakan, bagaimana teks dapat mengubah segalanya, bagaimana setiap kata yang digunakan itu memiliki bobot.”
“Bagaimana mengganti satu kata atau angka dapat membingkai ulang narasi tentang dunia, bagaimana aksi perubahan iklim bisa sangat berbeda dari keadilan iklim, bagaimana 2 °C dapat berarti akhir dari kita, dan 1,5 °C bisa berarti peluang untuk terus berjuang.”
“Kalian semua di sini hari ini memiliki kekuatan untuk menjadi lebih baik, untuk mengingat di ruang-ruang rapat kalian dan ketika menyusun dokumen bahywa itu lebih dari sekadar objek hitam diatas putih, untuk mengingat bahwa dalam kata-kata kalian, kalian menggunakan senjata yang dapat menyelamatkan kami atau membinasakan kami.”
“Saya tidak perlu mengingatkan kalian tentang realitas yang dihadapi komunitas-komunitas rentan. Jika kalian ada di sini hari ini, kalian sudah paham apa dampak perubahan iklim bagi kami.”
“Kalian tidak perlu merasakan kesakitan atau air mata saya untuk mengetahui bahwa kita sedang berada dalam krisis.”
Ia berpidato di hadapan para pemimpin dunia seperti Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, Presiden AS Joseph Biden, Pangeran Charles, Sekretaris Jenderal PBB António Guterres, dan pakar lingkungan hidup dan sutradara dokumenter asal Inggris, Sir David Attenborough.
Menurut Fruean, pertanyaan yang sebenarnya adalah apakah orang-orang memiliki kemauan politik untuk melakukan hal yang benar dalam mengatasi krisis iklim.
“Kami bukan hanya korban krisis ini, kami telah menjadi pembawa harapan yang tangguh. Generasi muda Pasifik telah bersatu, kami tidak tenggelam, kami akan terus berjuang. (Samoa Observer)
Editor: Kristianto Galuwo