Papua No. 1 News Portal | Jubi
Hagåtña, Jubi – Sekelompok aktivis di Guam melakukan demonstrasi damai mengenai penentuan nasib sendiri orang Chamorro pada Hari Buruh, 2 September 2019. Para pengunjuk rasa berkumpul di lapangan depan Adelup di Guam dan berjalan ke Pengadilan negeri, dan kembali ke Adelup.
“Kegiatan ini direncanakan oleh sejumlah individu yang mewakili berbagai organisasi, tetapi kita semua bersatu untuk memperjuangkan pandangan kita bahwa orang Chamorro berhak untuk menentukan nasib mereka sendiri,” kata Dr. Miget Bevacqua dari University of Guam kepada Marianas Variety.
“Satu hal yang ingin kami tekankan kepada semua orang adalah bahwa aksi tu akan berjalan dengan damai dan sesuai dengan hukum yang berlaku. Kita sudah mendapatkan izin untuk semuanya dan kita juga akan menyiapkan pos-pos air minum.”
Ia menambahkan bahwa aksi ini dilakukan sebagai tanggapan terhadap putusan pengadilan banding United States 9th Circuit of Appeals baru-baru ini yang memenangkan Dave Davis dAn menentang dilaksanakannya pemungutan suara mengenai status politik Guam, di mana hanya orang-orang keturunan Chamorro yang akan diizinkan untuk memilih.
Bevacqua mengatakan kegiatan ni juga dimaksudkan untuk meningkatkan kesadaran publik tentang isu-isu Chamorro lainnya, termasuk revitalisasi bahasa, pelestarian budaya, kehadiran militer di Kepulauan Mariana Utara, dan kasus Chamorro Land Trust.
“Di Kepulauan Mariana Utara, keadaannya sedikit berbeda karena ada kesepakatan… tetapi di Guam, pemerintah federal tidak pernah duduk dengan orang Chamorro dan bertanya kepada mereka apa yang mereka inginkan. Jadi kegiatan ini dimaksudkan sebagai simbol, di mana setiap orang yang mencintai Guam, semua orang yang melihat Guam sebagai kampung halamannya, dapat bergabung dan mendukung orang-orang Chamorro dan hak mereka untuk menentukan nasib sendiri,” tuturnya.
Dia juga menambahkan bahwa panitia penyelenggara bukan hanya orang Chamorro; ada juga orang Palau, Filipina, Kaukasia, dan etnis lain.
Bevacqua menceritakan bahwa seorang pemilik usaha asal Korea baru-baru ini mendekatinya dan bertanya tentang aksi ini. Terkejut, dia bertanya kepada pria itu mengapa dia mendukung perjuangan itu.
“Dia berkata kepada saya, ‘Orang-orang Korea dulu dijajah oleh Jepang; mereka menduduki negara kami untuk waktu yang lama dan kami berjuang dan kami melawan dan kami juga ingin menentukkan nasib kita sendiri’ kita juga harus berjuang untuk orang lain yang ingin menentukan asib sendiri.” (Marianas Variety)
Editor: Kristianto Galuwo