Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Kontingen peserta Pekan Olahraga Nasional (PON) XX belum semuanya tiba di Papua, khususnya di Jayapura yang akan menjadi tuan rumah upacara pembukaan pada 2 Oktober. Puncak kedatangan seluruh kontingen diperkirakan akhir September.
Ketua Harian Panitia Besar (PB) PON XX Papua, Yunus Wonda mengatakan pihaknya memerkirakan puncak kedatangan kontingen akan terjadi pada 28 – 29 September 2021.” Kalau itu semua sudah masuk, berarti sudah tidak ada lagi. Tinggal pertandingan saja, ” jelas Wonda kepada wartawan, Kamis (23/9/21).
Selain itu, jumlah kontingen akan berkurang selama pelaksanaan PON XX, karena cabang olahraga yang sudah gugur akan bertolak kembali ke daerah asalnya.
Terkait kesediaan akomodasi, ia menyebutkan semuanya sudah disiapkan dengan baik oleh panitia. Namun ada beberapa hal teknis terjadi, untuk itu pihaknya akan terus berusaha memaksimalkan persiapan menyambut para tamu dan kontingen.
“Saya pikir non teknis itu pasti ada, tapi kita terus berusaha maksimalkan supaya semua bisa berjalan dengan baik,” jelasnya.
Sebelumnya, seperti yang telah diberitakan oleh awak media Jubi, Ketua Harian Subda PON Klaster Merauke, Eleanor Dumatubun mengungkapkan puncak kedatangan atlet dari berbagai daerah di Indonesia di Merauke untuk mengikuti hajatan PON XX adalah 25-26 September 2021.
“Sejumlah kontingen peserta telah tiba di Merauke dalam dua minggu terakhir, mulai dari tuan rumah atlet dan official Papua, kontingen Maluku, dan Jawa Timur,” kata Eleanor Dumatubun.
Jelasnya, selain kontingen dari Jawa Barat, juga ada dari Kalimantan Barat, Lampung, serta DKI Jakarta yang tiba di Merauke. Dari jumlah yang tiba, lebih banyak kontingen dari Jawa Barat. Sedangkan beberapa kontingen lain, baru utusan beberapa orang, lainnya akan menyusul dalam beberapa hari ke depan.
Minggu (19/9/21) lalu, sejumlah kontingen sudah tiba di Jayapura di Bandar Udara Theys Eluay, Sentani, Kabupaten Jayapura. Kontingen yang telah tiba di antaranya DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Kalimantan Tengah, Bali, Nusa Tenggara dan Papua Barat. (*)
Editor: Syam Terrajana
