Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Petarung putri, Akdamina Susana Epa menjadi salah satu andalan tim tarung derajat Papua untuk merebut medali emas Pekan Olahraga Nasional atau PON XX Papua. Apalagi Akdamina sudah pernah memenangi kerasnya persaingan para petarung tarung derajat dalam PON XIX Jawa Barat 2016 silam.
Atlet kelahiran Sentani, Kabupaten Jayapura, pada 16 Mei 1988 itu menuturkan dirinya tidak pernah menduga akan berkarir sebagai atlet bela diri tarung derajat. Susi, sapaan akrab Akdamina Susana Epa, mengaku awalnya ia berlatih tinju, itu pun sekadar mengikuti ajakan temannya.
Hobinya berlatih tinju itu bahkan sempat ditentang orangtuanya yang menganggap tinju olahraga yang berbahaya bagi perempuan. Susi akhirnya berhasil meyakinkan orangtuanya, bahwa olahraga tinju adalah bekal untuk menjaga diri.
Baca juga: Tim panjat tebing Papua siap tampil di PON XX
“Saya ikut tinju dari 2007, dari SMA. Saya bukan siswa Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar atau PPLP, tapi langsung main di kejuaraan daerah. Waktu itu saya [berlatih] tinju [karena] ajakan teman yang bilang saya harus ikut tinju untuk jaga diri, karena kami perempuan. Saya ikut latihan dan akhirnya ikut Kejurda. Awalnya orangtua saya tidak setuju, tapi saya bicara baik-baik dengan orangtua, mereka akhirnya setuju,” kata Susi saat dihubungi Jubi melalui panggilan telepon, Selasa (20/7/2021).
Susi pernah mencicipi kegagalan saat berkompetisi dalam Kejuaraan Daerah Tinju di Sarmi tahun 2014. Ia beruntung sempat bertemu mendiang Robby Fingkreuw, guru tarung derajat yang membujuknya mengikuti seleksi tim tarung derajat PON Papua untuk mengikuti Pra PON Jawa Barat pada tahun 2015.
“Yang ajak saya pertama gabung itu almarhum Pak Robby Fingkreuw ayah dari asisten pelatih Paul Fingkreuw. Beliau yang ajak saya dan dia memang minta atlet yang pernah seleksi di cabor lain seperti tinju, karate yang tidak lolos di seleksi untuk ikut seleksi kualifikasi tarung derajat,” kenangnya.
Baca juga: Tim muay thai Papua sudah siap berlaga dalam PON
Susi ternyata lolos seleksi, dan ditempa Robby Fingkreuw menjadi petarung yang andal. Tidak mudah bagi seorang petinju seperti Susi untuk menjadi petarung tarung derajat. Kedua orangtuanya lagi-lagi cemas melihat Susi ditempa menjadi petarung tarung derajat, karena olahraga bela diri itu menggunakan kaki dan tangan.
“Orang tua saya awalnya juga sempat tidak setuju lagi, tapi itu sudah menjadi pilihan saya dan saya penasaran dengan olahraga itu. Akhirnya mereka mendukung. Kesulitan pertama itu karena kita harus menggunakan kaki juga. Ketua Umum Keluarga Olahraga Tarung Derajat Papua, Dr Demus Kogoya meminta saya ke Jawa Barat untuk melatih dan memantapkan kaki saya,” kata Susi.
Tak menyia-nyiakan kesempatan, Susi langsung membuktikan dirinya sebagai seorang petarung putri potensial. Dia berhasil menyabet medali emas di Pra PON Jabar, yang merupakan kejuaraan pertamanya dalam olahraga tarung derajat. “Sebelum Pra PON itu, saya hanya berlatih tiga bulan. Itu pun kaki saya belum lincah. Menjelang PON XIX Jawa Barat, saya berlatih lima bulan, sampai benar-benar bisa,” bebernya.
Baca juga: Jalan panjang ‘Si Betis Tembok’ pencetak hattrick medali emas PON
Bersama Paul Brando Fingkreuw dan Gabriel Sadewa, Susi mewakili Papua dalam PON XIX Jawa Barat, tahun 2016. Susi lagi-lagi membuat kejutan dengan meraih medali emas PON. “Saya cuma ikut kejuaraan itu di Pra PON dan PON XIX Jabar itu, dua-duanya saya berhasil dapat medali emas,” ungkapnya.
Kini, Susi ingin memberikan prestasi terbaiknya bagi Tanah Papua. “Sekarang saya sedang masa persiapan lagi untuk PON XX Papua. Target yang diberikan pengurus adalah tiga medali emas [dari cabang olahraga tarung derajat]. Saya termasuk [atlet yang] ditargetkan [meraih] emas. Saya akan berjuang semampu saya,” pungkasnya.
Ketua Umum Keluarga Olahraga Tarung Derajat Papua, Dr Demus Kogoya menyatakan optimis Susi Epa bisa merebut medali emas PON XX Papua. “Di kelasnya, Susi Epa menjadi unggulan di seluruh Indonesia. Dia yang kami jagokan untuk mendapatkan medali emas, mempertahankan pencapaiannya [dalam PON XIX] Jabar. Saya melihat dia masih unggul dan menjadi momok bagi petarung dari provinsi lainnya,” ujar Kogoya.
Kogoya menuturkan tim tarung derajat yang terdiri dari 24 atlet mengincar tiga medali emas PON XX Papua. “Target kami di tarung derajat, dua medali emas di kategori petarung, dan satu medali emas di kategori seni.Kami tidak muluk-muluk, apalagi kami akan bermain di rumah sendiri,” pungkasnya. (*)
Editor: Aryo Wisanggeni G