Akankah pemain Persipura lakukan eksodus lagi?

Papua No. 1 News Portal | Jubi ,

Jayapura, Jubi – Persipura Jayapura kembali memperoleh kepercayaan diri dengan datangnya pelatih Alfredo Ferra di musim ini. Kedatangan Alfredo Ferra menjadi angin segar bagi tim mutiara hitam pasca ditinggal pelatih Jacksen F. Tiago. Kedatangan Alfredo Ferra membuat Persipura kembali mendapatkan gelar di turnamen Torabica Soccer Champios (TSC) A.

Sebelumnya, banyak pelatih yang datang dan pergi di Persipura. Alih-alih meraih gelar juara, Persipura semakin surut dan jauh dari gelar juara. Momem terburuk, Persipura hampir masuk dalam jurang degradasi pada kompetisi Liga 1 2018 lalu.

Penyebabnya tak lain adanya eksodus pemain menjadi salah satu penyebabnya. Para pemain bintang akhirnya memilih hengkang dari klub yang telah membesarkan namanya.

Sedikitnya ada tujuh pemain yang memilih hengkang. Mereka diantaranya, Osvaldo Hay, Ruben Sanadi, Piter Nasadit, Nelson Alom, Isack Wanggai, Ricky Kayame. Sedangkan Marinus Wabewar dipinjamkan ke Bhayangkara FC.

Setelah eksodus pemain, manajemen mulai mencoba cara lain untuk mendongkrak performa Persipura. Salah satunya dengan mendatangkan pelatih berkebangsaan Inggris, Peter Butler.

Selain eksodus pemain, gonta ganti pelatih juga menjadi salah satu penyebab Boaz Solossa dan kawan-kawan kehilangan irama permainan. Terakhir, Osvaldo Lessa menjadi palang pintu terakhir yang membawa Persipura masuk di urutan 12 klasemen Liga 1 2018 lalu.

Berada di posisi bawah klasemen membuat masyarakat Papua khususnya pencinta Persipura kecewa. Managemen berdalih, ini karena adanya keterlambatan mendapatkan sponsor pada awal musim sehingga rekrutmen pemai  dilakukan asal – asalan.

 

Sponsor tulang punggung manajemen

Musim 2018, Persipura hanya disponsori oleh dua perusahaan yaitu PT Bank Papua dan PT Freeport Indonesia. Dua perusahaan yang beroperasi di Papua tersebut memberikan jawaban sepakat bekerjasama dengan Persipura hanya beberapa saat sebelum kompetisi bergulir.

Inilah yang  diyakini manajemen sebagai penyebab sebagian besar pemain potensial Persipura memilih hengkang karena tanpa kejelasan di klub tersebut.

Sekretaris Persipura Jayapura, Rocky Bebena mengatakan untuk saat ini pihaknya masih fokus untuk menyelesaikan kontrak kerja dengan PT Bank Papua dan PT Freeport Indonesia.

"Kita sudah mempunyai draf kerjasama yang sudah dibahas dan mudah-mudahan dalam minggu ini baik Bank Papua dan Freeport bisa segera selesaikan pembicaraan tersebut," kata Rocky menjawab pertanyaan Jubi, Selasa (8/1/2019).

Rocky pun mengungkapkan, hingga kini pihaknya belum melakukan rapat evaluasi tentang komposisi tim dan pemain yang baru dan pemain yang dipertahankan.

"Karena tanpa dasar itu kita tidak mungkin membicarakan tentang kontrak dan persiapan tim secara keseluruhan. Kami lebih cepat tahu dulu total sponsor, baru kami bisa memilah siapa pemain dan kontraknya seperti apa," ujarnya.

Ketua Umum Persipura Jayapura Benhur Tommi Mano menginginkan PT. Bank Papua dapat menaikkan nilai sponsornya menjadi Rp15 miliar, namun hingga kini belum ada kesepakatan dengan pihak bank.

Disisi lain, juru bicara PT Freeport Indonesia, Riza Pratama menyatakan, pihaknya siap mendukung sekaligus menjadi sponsor utama tim Persipura Jayapura. Komitmen PT Freeport Indonesia itu disampaikan Riza Pratama saat dikonfirmasi Jubi belum lama ini.

"Kami sudah berkomitmen untuk menjadi sponsor utama tim Persipura," kata Riza Pratama.

Ditanya kapan manajemen Persipura dan pihak Freeport bertemu untuk mengumumkan kerja sama atau sponsorship. Riza Pratama menjawab akan dilakukan dalam waktu dekat.

"Kami segera umumkan dan secepatnya," ucapnya.

 

Berpotensi eksodus bagian dua

Salah satu pengamat sepakbola Papua, Nico Dimo mengatakan, apabila manajemen Persipura tidak mengambil langkah cepat maka pengalaman musim  lalu akan terulang kembali. Pemain akan memilih hengkang ke klub lain karena manajemen tidak memberi kepastian kepada para pemain.

“Saya pikir manajemen harus mengontrak pemain yang potensial itu harus diatas dua hingga tiga tahun. Mengapa? Agar setiap habis kompetisi manajemen tidak dipusungkan dengan melakukan pemagaran terhadap pemainnya. Kalau merasa pemain itu sudah tidak potensial lagi baru mencari penggantinya. Nah, kenyataan sekarang bahwa setiap pemain dikontrak hanya setahun. Tahun berikutnya cari jalan,” ujarnya. (*)

Related posts

Leave a Reply