Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jakarta, Jubi – Sebuah studi menjelaskan virus corona kuno mungkin telah menginfeksi nenek moyang manusia yang hidup di zaman modern Asia Timur mulai 25 ribu tahun yang lalu dan selama ribuan tahun setelahnya. Studi dilakukan oleh peneliti University of Arizona, Amerika Serikat.
“Virus benar-benar salah satu pendorong utama seleksi alam dalam genom manusia,” ujar asisten profesor ekologi dan evolusi dari University of Arizona, David Enard, dikutip Live Science, Sabtu (24/4/2021).
Enard menerangkan selalu ada virus yang menginfeksi populasi manusia. Hal itu terjadi karena gen yang meningkatkan peluang manusia untuk bertahan hidup dari patogen lebih mungkin diwariskan ke generasi baru.
Baca juga : Satu tahun pandemi Covid-19 di Kepulauan Pasifik
Tempat pembuatan bir berusia 5 ribu tahun ditemukan
Pabrik sarung tangan ini ditutup setelah ribuan pekerjanya positif Covid-19
Dengan menggunakan alat zaman modern, para peneliti bisa mendeteksi sidik jari patogen purba—menunjukkan dengan tepat bagaimana mereka mendorong seleksi alam dalam DNA orang yang hidup saat ini. Informasi ini, pada gilirannya, dapat memberikan wawasan berharga untuk membantu memprediksi pandemi di masa depan.
“Hampir selalu benar bahwa hal-hal yang sering terjadi di masa lalu lebih mungkin terjadi lagi di masa mendatang,” kata Enard menjelaskan.
Enard dan timnya menganalisis genom 2.504 orang di 26 populasi manusia yang berbeda di seluruh dunia, menggunakan informasi yang tersedia di database publik. Temuan, yang belum ditinjau sejawat itu, telah diunggah 13 Januari lalu ke database pracetak bioRxiv, dan studi sedang dalam proses ditinjau untuk publikasi dalam jurnal ilmiah.
Ketika virus corona menyelinap ke dalam sel manusia, mereka membajak mesin sel untuk bereplikasi. Artinya, keberhasilan virus bergantung pada interaksinya dengan ratusan protein manusia yang berbeda.
Para peneliti memperbesar sekumpulan 420 protein manusia yang diketahui berinteraksi dengan virus corona, 332 di antaranya berinteraksi dengan SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan Covid-19. Sebagian besar protein ini membantu virus untuk mereplikasi di dalam sel, tapi beberapa membantu sel melawan virus.
Para peneliti menemukan bahwa pada orang keturunan Asia Timur, gen tertentu yang diketahui berinteraksi dengan virus corona telah dipilih. Artinya, seiring waktu, varian tertentu muncul lebih sering daripada yang diharapkan secara kebetulan.
“Serangkaian mutasi ini kemungkinan besar membantu nenek moyang populasi ini menjadi lebih kebal terhadap virus purba dengan mengubah seberapa banyak protein ini dibuat oleh sel,” tulis laporan penelitian itu.
Para peneliti juga menemukan bahwa varian gen yang mengkode 42 dari 420 protein yang mereka analisis mulai meningkat frekuensinya sekitar 25 ribu tahun yang lalu. Penyebaran varian yang menguntungkan berlanjut hingga sekitar 5 ribu tahun yang lalu, menunjukkan bahwa virus purba terus mengancam populasi ini untuk waktu yang lama.
Profesor dari Departemen Kedokteran University of California, San Diego, Joel Wertheim menjelaskan, virus menggunakan beberapa tekanan selektif terkuat pada manusia untuk beradaptasi. “Dan virus corona mungkin telah ada sejak lama sebelum manusia ada,” kata Wertheim.
Menurut Wertheim meskipun tidak terduga bahwa virus corona akan mendorong adaptasi pada manusia, studi ini menyajikan penyelidikan yang menarik tentang bagaimana dan kapan hal ini terjadi. Meski diakui sangat sulit untuk mengatakan apakah virus yang menyebabkan evolusi ini juga merupakan virus corona.
“Tetapi tampaknya teori yang bekerja masuk akal,” kata Wertheim menjelaskan. (*)
Editor : Edi Faisol