Temuan itu menjadikan negara itu mengumumkan status darurat di provinsi yang berbatasan dengan Iran sekaligus tempat terdapat puluhan kasus terkonfirmasi dan delapan orang meninggal akibat COVID-19.
Papua No. 1 News Portal | Jubi
Kabul, Jubi – Afghanistan menemukan kasus virus corona pertama di negara tersebut saat laporan kasus COVID-19 di luar China meningkat. Menteri Kesehatan Afganistran, Ferozuddin Feroz mengatakan saat konferensi pers di Kabul bahwa satu dari tiga dugaan kasus COVID-19 terkonfirmasi di Provinsi Barat Herat.
Temuan itu menjadikan negara itu mengumumkan status darurat di provinsi yang berbatasan dengan Iran sekaligus tempat terdapat puluhan kasus terkonfirmasi dan delapan orang meninggal akibat COVID-19. Jumlah itu merupakan total kematian tertinggi di luar China, tempat wabah pertama kali muncul.
“Saya mengimbau masyarakat agar tetap di rumah dan membatasi pergerakan mereka,” kata Ferozuddin, merujuk pada warga di kawasan perbatasan.
Baca juga : Korban jiwa akibat corona merambah ke sejumlah negara
IMF sebut wabah virus corona ancam pemulihan ekonomi global
Korban jiwa akibat corona di China daratan mencapai 2.236 orang
Kepala departemen pengawasan penyakit di Kementerian Kesehatan Afganistan, Dr Sayed Attaullah Sayedzai, Minggu kemarin mengatakan tiga pasien terduga di Herat baru saja kembali dari Iran. Hal itu terjadi menyusul dugaan kasus serta kabar penyebaran virus di Iran, otoritas Afghanistan menunda seluruh mobilitas darat maupun udara dengan tujuan Iran selama akhir pekan.
Negara lainnya, termasuk Turki dan Pakistan juga memberlakukan pembatasan perjalanan tujuan Iran. Lonjakan infeksi di luar China menimbulkan ketakutan pandemik global, sehingga memicu penurunan tajam dalam pasar ekuitas lantaran para investor lebih memilih produk yang lebih aman seperti emas.
Virus corona telah menginfeksi hampir 77 ribu orang dan menyebabkan lebih dari 2.500 orang meninggal di China, terutama di Wuhan. Di luar daratan China wabah tersebut menjangkit ke sekitar 28 negara dan wilayah lainnya, dengan jumlah korban jiwa mencapai puluhan. (*)
Editor : Edi Faisol