Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jakarta, Jubi – Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) tak memungkiri adanya sejumlah pihak yang mencari untung dalam pelaksanaan Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) maupun Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN). Mereka pihak perseorangan maupun kelompok yang mencari keuntungan finansial dengan memberi jaminan masuk perguruan tinggi negeri bagi calon peserta tes.
“Setiap tahun proses seleksi masuk perguruan tinggi selalu ada perorangan atau kelompok orang, atau institusi memanfaatkan untuk kepentingan finansial,” kata Ketua Pelaksana Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) Budi Prasetyo, Senin (29/3/2021) kemarin.
Baca juga : Positif Covid-19, empat remaja ini batal ujian masuk PTN
Lima ratus lebih peserta SBMPTN didiskualifikasi, ini salah satu penyebabnya
Penyandang disabilitas ikuti ujian SBMPTN Universitas Jember
Budi mengatakan mereka yang mencari untung dari pelaksanaan UTBK adalah oknum yang tak memiliki hubungan, baik dengan LTMPT maupun PTN. Budi memastikan LTMPT dan PTN tak menjalin kerja sama apapun dengan pihak manapun dalam seleksi masuk PTN.
Ia memastikan pelaksanaan UTBK untuk seleksi masuk PTN dilakukan secara adil, profesional, dan transparan. Semua proses pelaksanaan tes dilakukan secara hati-hati, mulai dari pendaftaran, pembuatan soal, pelaksanaan ujian, hingga pengumuman.
“Sehingga kalau ada orang yang menjanjikan bisa membantu memasukkan ke PTN, Prodi tertentu tidak benar,” kata Budi menjelaskan.
Ia mensinyalir pihak yang mencari keuntungan pada pelaksanaan tes masuk PTN boleh jadi tak melakukan apapun. Namun, mereka hanya meminta keuntungan saat peserta tes dinyatakan lulus.
Budi mengingatkan kepada masyarakat agar tak mudah percaya kepada oknum yang demikian. Sedangkan seluruh PTN akan menjatuhkan sanksi tegas kepada mahasiswanya yang diketahui terlibat praktik perjokian.
“Jangan sampai dimanfaatkan oleh orang yang tidak bertanggung jawab, bisa jadi sebetulnya orang tersebut tidak melakukan apa-apa, dan akan minta ini dan itu kalau diterima,” katanya. (*)
CNN Indonesia
Editor : Edi Faisol