Acub Zainal dari PON VII Surabaya, pugar stadion Mandala dan Persipura Jayapura

Papua
Acub Zainal (1927-2008)-jubi/ist
Papua No.1 News Portal | Jubi

Acub Zainal datang so pasti semua beres

Mungkin banyak pihaknya tak mengetahui sepak terjang mendiang Brigjen TNI Purn Acub Zainal. Sejak menjabat Panglima Kodam XVII Cenderawasih di Provinsi Irian Jaya, Ia langsung memugar Stadion Mandala. Padahal saat itu wilayah ujung timur Indonesia masih sangat bergantung pada APBD dan bantuan dari pemerintah pusat.

Read More

Acub Zainal datang ke Papua menggantikan Panglima Kodam XVII/Cenderawasih saat itu Brigjen TNI Sarwo EdhieWibowo dan menjadi Pangdam sejak 1969-1973. Gebrakan nyata yang dilakukan mendiang Acub Zainal adalah memugar Stadion Mandala dari lapangan terbukamenjadi stadion dan memiliki tribun utama.

Acub Zainal juga menggelar kompetisi sepak bola antar sekolah dasar di Kota Jayapura mulai dari SD Dok VIII, Dok V sampai SD YPK Hamadi. Saat itu pemain Persipura seperti Mettu Dwaramurry, Yohanes Beno, Yapi Rumbrar, Niko Ramandey, Bertus Tamnge, Onny Mayor, Stevanus Korwa dan lainnya masih sekolah di SD. Mereka semua ikut kompetisi sepak bola antar SD sejak 1970 an. Niko Ramandey, Onny Mayor dan Bertus Tamnge akhirnya ikut bergabung ke klub Perkesa 1978 yang pemilik klubnya adalah Brigjen TNI Acub Zainal.

Setelah stadion Mandala selesai dibangun dilanjutkan pula dengan kompetisi antar kabupaten se provinsi Irian Jaya waktu itu. Dalam final perebutan piala Acub Zainal, tim Persimer Merauke dari Kota Rusa Merauke menumbangkan tuan rumah Persipura Jayapura hingga menjadi juara Acub Zainal Cup. Hasil dari turnamen Acub Zainal Cup melahirkan bintang bintang sepak bola Papua dari Persipura Timo Kapisa, Hengky Heipon,Tinus Heipon, Alberth Pehelerang, Marinus Matui, Jimmy Pieters. Adapula Johanes Auri dan Marthen Jopari dari Perseman Manokwari dan Edi Sabenan dari Persimer Merauke dan Robby Binur dan Tonny Betay Tan dari PSBS Biak.

Pemain terbaik dari kompetisi Acub Zainal Cup kemudian bergabung dengan Persipura seperti Yohanes Auri, Marthen Jopari dan Edi Sabenan. Para pemain ini pula yang membawa Persipura menjuarai Soeharto Cup pada 1976 mengalahkan Persija Jakarta.

Acub Zainal pula yang membangun Gedung Olahraga APO dan membangun Kantor Gubernur Provinsi Irian Jaya saat menjabat Gubernur Irian Jaya 1973-1975. Saat jelang kemerdekaan Papua New Guinea (PNG) pada 16 September 1975, Acub Zainal mengundang tim nasional PNG melawan Persipura dan tim Irian Jaya Selection di Stadion Mandala. Mantan pemain Persipura Benny Yensenem kepada goal.com Indonesia beberapa waktu lalu mengatakan dalam pertandingan melawan tim nasional PNG, tim berjuluk Mutiara Hitam mengandaskan tim tamu dari PNG dengan skor 6-0 waktu itu.

Bukan hanya itu saja, Acub Zainaljuga mengirim tim kesenian dari Irian Jaya untuk ikut meramaikan perayaan kemerdekaan PNG 16 September 1975. Sebaliknya pada perayaan 17 Agustus tim kesenian maupun pejabat dari PNG diundang ke Jayapura.

Acub Zainal bukan hanya memperhatikan sepak bola saja. Hampir semua cabang olahraga di dekat Stadion Mandala telah dibangun gym untuk atlet angkat besi dan binaraga yang melahirkan atlet nasional Levi Rumbewas. Begitupula stadion Mandala dengan lintasan atletik hingga mencetak atlet atlet nasional dari Papua Eklevina Rumayauw, Willem Ayomi, Ule Latumahina, Melly Mofu. Selain itu para olahragawan tinju Benny Maniani, Carol Renwarin dan lainnya.

Tak heran kalau mendiang Carol Renwarin pernah bilang, “jangan khawatir kalau Acub Zainal datang so pasti semuaberes.” Carol Renwarin pernah mengusulkan pula agar Stadion Mandala diganti saja namanya dengan Stadion Acub Zainal.

Paramantan pemain Perkesa 1978 dan pengurus PSSI kala itu memanggil Acub Zainal dengan sebutan pak Jenderal. Kebijakan-kebijakan Acub Zainal saat itu selalu dianggap ataupun dinilai bertentangan dengan kebijakan pemerintah pusat.

“Saya berkelahi dengan Mendagri Amir Machmud,” kata Acub Zainal sebagaimana dilansir majalah tempo edisi 23 Juli 2000.

Acub Zainal dinilai oleh Mendagri AmirMahcmud terlalu boros. Begitupula dalam kebijakan Acub Zainal sebagai Pangdam XVII/Cenderawasih yang dianggap kontroversial adalah operasi koteka yang dimasukan menjadi Unit Task ForcePembinaan Masyarakat Pedalaman di Irian Jaya waktu itu.

Jenderal Acub lahir pada 19 September 1927, dan meninggal dunia di Jakarta, 4 Oktober 2008 pada usia 81 tahun. Semasa hidupnya, ia pernah menjabat sebagai Panglima Kodam XVII/Cenderawasih periode 1970-1973 (20 Februari 1970-2 Juni1973).

Selain berkarier di dunia militer, ia pun pernah menjadi politisi dan menjabat sebagai Gubernur Papua periode 1973-1975 (29 Juni 1973-31 Maret 1975). Terlepasdari pro dan kontra gebrakan Acub Zainal sejak PON V Surabaya dengan menggunakan dana dana yang ditentang tokoh agama di Jatim saat itu sampai ke Papua dan Persipura meninggalkan jejak dan keberhasilan yang gemilang.

Editor: Angela Flassy

 

Related posts

Leave a Reply