922 lampu hemat energi disediakan Kementerian ESDM untuk Asmat

Papua No. 1 News Portal | Jubi,

Jakarta, Jubi – Kabupaten Asmat mendapatkan bantuan 922 unit Lampu Terang Surya Hemat Energi (LTSHE) dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Berdasarkan data yang diterima pada Minggu (18/02/2018), bantuan itu untuk delapan (delapan) kecamatan/distrik di 15 (lima belas) desa, yaitu Kecamatan Fayit terdapat dua desa sebanyak 145 Unit, Kecamatan Betcbamu terdapat satu desa sebanyak 93 unit, dan Kecamatan Pulau Tiga terdapat dua desa sebanyak 75 unit.

Selanjutnya Kecamatan Kopay terdapat satu desa sebanyak 62 unit, Kecamatan Pulau Aswi terdapat satu desa sebanyak 56 unit, Kecamatan Suru-Suru terdapat dua desa sebanyak 75 unit, Kecamatan Suator terdapat satu desa sebanyak 103 unit, dan Kecamatan Kolf Braza terdapat lima desa sebanyak 313 unit.

Kabupaten Asmat Provinsi Papua, menjadi rangkaian terakhir kunjungan kerja Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi dan Rombongan di tanah Papua.

Kondisi sebulan terakhir, Kabupaten Asmat menjadi ramai dikunjungi para petugas kesehatan dan relawan karena Wilayah Asmat ditetapkan sebagai daerah Kejadian Luar Biasa (KLB) gizi buruk dan penyakit campak.

Namun, pada Jumat (16/02/2018) penetapan Kondisi Luar Biasa sudah dicabut 2 (dua) minggu yang lalu dan berangsur-angsur semua masalah kesehatan ditangani dengan baik.

Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), terdapat program Lampu Terang Surya Hemat Energi (LTSHE) untuk Kabupaten Asmat. Namun pembagian ini bukan karena adanya KLB gizi buruk tersebut, tapi memang sudah diprogramkan sebelumnya.

Direktur Jenderal EBTKE Rida Mulyana menegaskan bahwa program pembagian lampu gratis tersebut bukan karena adanya KLB,  namun memang sudah memprogramkan lama untuk masyarakat yang belum menikmati listrik sama sekali.

Sementara itu, Bupati Asmat Elisa Kambu menyampaikan rasa terima kasih kepada pemerintah pusat dan Presiden Jokowi. Namun menurutnya, masih terdapat kekhawatiran karena kondisi masyarakat yang tidak paham teknologi ini.

"Adanya lampu LTSHE ini masyarakat merasa senang karena adanya terang di Kampung-kampung Asmat, dengan adanya lampu ini kondisi masyarakat akan semakin membaik. Saya mengharapkan pemerintah juga memberikan PLTS (Pusat Listrik Tenaga Surya), karena akan lebih mudah mengelolanya karena terpusat," terang Elisa Kambu.

Kekhawatiran Elisa Kambu, akhirnya dijawab Rida. Menurutnya bahwa yang dibeli adalah terangnya dari lampu tersebut. 

"Yang dibeli adalah terangnya selama tiga tahun bukan produknya, jika ada masalah silahkan sampaikan ke penyedia atau kami, penyedia akan memperbaikinya," ujar Rida.

Lanjut Rida, usulan tersebut akan menjadi masukan dalam penyusunan program penerangan dikawasan 3T (Terluar, Terdepan, Tertinggal). 

"Kalau memang butuhnya PLTS silahkan sediakan lahannya dan diajukan proposalnya ke kami. Kami bangun PLTS seperti itu di tempat lain. Kita sudah bangun 500an unit PLTS di Indonesia," ujar Rida. (*)

Related posts

Leave a Reply