Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Sebanyak 50 nelayan di Kota Jayapura mendapat ilmu terkait pemanfaatan teknologi informasi cuaca dan iklim lewat Sekolah Lapang Cuaca Nelayan atau SLCN. Pelatihan untuk memanfaatkan informasi cuaca dan iklim itu digelar Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah V Jayapura di Kota Jayapura pada 6 – 7 Desember 2021.
Kepala Pusat Meteorologi Maritim Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Eko Prasetyo dalam arahannya secara daring dari Jakarta mengatakan para nelayan tangkap di perairan Indonesia, termasuk di Papua, dapat memanfaatkan teknologi informasi cuaca dan iklim dari BMKG. “Semoga lewat SLCN dapat meningkatkan pemanfaatan informasi cuaca dan iklim oleh nelayan dalam menopang hasil tangkapan di laut,” kata Eko Prasetyo secara daring, Senin (6/12/2021).
Menurutnya, informasi cuaca Pusat Meteorologi Maritim BMKG dapat membantu nelayan untuk membuat keputusan terkait aktivitas mereka. “Kapan dan dimana nelayan harus bergerak menuju lokasi, atau titik koordinat penangkapan ikan,” sambung Eko Prasetyo mencontohkan salah satu keunggulan pemanfataan kanal teknologi informasi cuaca yang disediakan BMKG.
Baca juga: 48 keluarga di Pulau Rani, Supiori, mengungsi gara-gara air laut pasang
Eko menyatakan kanal itu menyediakan informasi cuaca di laut secara real time atau waktu sebenarnya. Eko menjelaskan SLCN merupakan salah satu program prioritas pemerintah yang diselenggarakan melalui BMKG. Eko menginformasikan bahwa kegiatan SLCN bagi para nelayan di Kota Jayapura merupakan penutup dari seluruh rangkaian SLCN tahun ini.
SLCN sudah berjalan sejak 2016, bertujuan memberikan pengetahuan kepada nelayan untuk bisa memanfaatkan informasi cuaca dan iklim. SLCN diharapkan dapat meningkatkan pemahaman peserta tentang perkembangan cuaca yang menjadi panduan ketika hendak melaut. “Semoga kita bisa memanfaatkan kegiatan SLCN dan harus terus melanjutkan. Jadilah alumnus informasi SLCN 2021 dan konsultan cuaca di wilayah masing-masing,” pesan Eko bagi seluruh peserta.
Kepala Dinas Perikanan Kota Jayapura, Matheys Sibi menyambut positif serta mengepresiasi kegiatan SLCN bagi para nelayan di Kota Jayapura. Menurutnya, teknologi informasi tentang cuaca dan iklim adalah kebutuhan.
Seiring perjalanan waktu, cuaca dan iklim turut memengaruhi hasil tangkapan para nelayan tangkap. Selama ini, kata Sibi, para nelayan mengandalkan pengalaman melaut secara turun-temurun dengan membaca tanda-tanda alam.
Baca juga: BMKG: Waspadai gelombang setinggi 6 meter di perairan utara Papua
Pemanfaatan informasi cuaca BMKG oleh nelayan dapat mencegah hal yang tidak diinginkan, misalnya kecelakaan saat nelayan melaut. Pemahan informasi cuaca juga membantu nelayan untuk mencegah kapalnya hanyut ke negara tetangga atau laut terbuka, mengingat panjang pantai di Kota Jayapura membentang sejauh 95 kilo meter dan menghadap Samudera Pasifik.
Ia berharap para peserta SLCN dibekali keahlian memahami teknologi informasi termutakhir dari BMKG, agar bisa memprediksi cuaca ekstrem dan meningkatkan keselamatan para nelayan saat melaut. Selain itu, kemampuan membaca informasi cuaca juga akan menambah hasil tangkapan ikan para nelayan.
Penanggung jawab SLCN di Kota Jayapura, Heri Purnomo menyatakan SLCN kali ini melibatkan instansi teknis terkait, seperti Dinas Perikanan Kota Jayapura dan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Papua. Perwakilan dari Polisi Perairan dan Udara atau Polairud Polda Papua, Satrol TNI AL, Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan Kota Jayapura, Basarnas, Universitas Yapis Papua, SMK Pelayaran Ampari Jayapura dan perwakilan jurnalis juga mengikuti pelatihan itu.
“Acara SLCN di Kota Jayapura berlangsung selama dua hari kita bagi menjadi dua sesi kelas mengingat kita masih dalam suasana pandemi Covid-19,” kata Heri Purnomo yang juga menjabat Kepala Stasiun Meteorologi Kelas III Maritim Dok II Jayapura. (*)
Editor: Aryo Wisanggeni G