5 provinsi butuh akselerasi vaksinasi, termasuk Papua dan Papua Barat

papua
Dokter Aaron menyuntikkan vaksinasi Covid-19 jenis Sinovac kepada anak usia 6-11 tahun di Aula Dinas Kesehatan Papua pada 27 Desember 2021. -Jubi/Dok. Pribadi

Papua No.1 News Portal | Jubi

Jayapura, Jubi – Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan bahwa mayoritas pasien terkonfirmasi Omicron memiliki gejala ringan dan tidak bergejala. Karenanya pasien konfirmasi Omicron tidak membutuhkan perawatan yang serius di rumah sakit.

Read More

Pasien hanya perlu menjalani isolasi mandiri di rumah dengan diberikan suplemen vitamin maupun obat terapi tambahan yang telah diizinkan penggunaannya oleh pemerintah.

”Kenaikan transmisi Omicron akan jauh lebih tinggi daripada Delta, tetapi yang dirawat lebih sedikit. Sehingga strategi layanan dari Kemenkes dari yang sebelumnya ke rumah sakit sekarang fokusnya ke rumah. Karena akan banyak yang terinfeksi namun tidak perlu ke rumah sakit,” kata Kemenkes seperti dikutip dari siaran pers di laman Kemenkes go.id yang dirilis Senin, 10 Januari 2021.

BACA JUGA: Pandemi belum berakhir, tokoh agama di Kota Jayapura diminta tetap sukseskan program vaksinasi

Untuk itu Kemenkes bekerja sama dengan 17 platform telemedicine untuk memberikan jasa konsultasi dokter dan jasa pengiriman obat secara gratis bagi pasien Covid-19 yang sedang menjalani isolasi mandiri di rumah untuk mempercepat proses kesembuhan.

Platform tersebut adalah Alodokter, Getwell, Good Doctor, Grabhealth, Halodoc, KlikDokter, KlinikGo, Link Sehat, Milvik Dokter, ProSehat, SehatQ, YesDok, Aido Health, Homecare24, Lekasehat, mDoc, Trustmedis, dan Vascular.

Kemenkes juga akan melakukan penyesuain dengan merekomendasikan perubahan peraturan penatalaksanaan pasien Covid-19, termasuk menyertakan penggunaan obat monulpiravir dan Plaxlovid untuk terapi pasien Covid-19 gejala ringan.

Dari hasil penelitian, Molnupiravir dan Plaxlovid mampu mengurangi gejala parah, bahkan kematian pada pasien Covid-19. Obat tersebut telah diujicobakan kepada pasien Covid-19 dan terbukti aman.

Keduanya juga telah mendapatkan izin penggunaan dari Badan Pengawas Obat Amerika Serikat (FDA). Saat ini Molnupiravir juga sudah mendapatkan EUA dari BPOM dan akan segera digunakan. Sementara Plaxlovid sedang dalam proses mendapatkan EUA dari Badan POM.

Menkes merinci dari total 414 kasus terkonfirmasi Omicron, 99 persen gejalanya ringan dan tanpa gejala. Sedangkan yang masuk kategori sedang atau butuh perawatan oksigen hanya dua orang, yakni lelaki berusia 58 tahun dan 47 tahun. Keduanya dilaporkan memiliki penyakit penyerta (komorbid) dan kini telah dinyatakan sembuh.

”Dari 414 orang yang dirawat, 114 orang (26%) sudah sembuh termasuk yang dua orang tadi yang masuk kategori sedang dan butuh perawatan oksigen,” kata Menkes dalam keterangan pers yang disampaikan Senin, 10 Januari 2022.

Termasuk Papua dan Papua Barat

Menkes menambahkan upaya menghadapi gelombang omicron, juga dilakukan dengan mempercepat vaksinasi Covid-19, terutama bagi daerah yang cakupan vaksinasi dosis pertamanya belum mencapai 70 persen suntikan.

“Total masih ada lima daerah yang membutuhkan akselerasi vaksinasi, di antaranya Sumatera Barat, Sulawesi Barat, Maluku, Papua Barat, dan Papua,” kata Menteri.

Kelima daerah tersebut didorong untuk terus meningkatkan laju vaksinasinya. Karena semakin cepat vaksinasi semakin cepat pula kekebalan tubuh terbentuk. Dengan demikian masyarakat bisa terlindungi dari ancaman penularan Covid-19.

Melalui sejumlah langkah antisipasi yang telah disiapkan oleh pemerintah, Menkes meyakini gelombang kenaikan kasus akibat Omicron bisa cepat dikendalikan.

”Kita akan menghadapi gelombang dari Omicron, jangan panik, kita sudah menyiapkan diri dengan baik. Pengalaman menunjukkan walaupun naiknya cepat, tapi gelombang Omicron ini turunnya juga cepat. Yang penting jaga prokes, disiplin melakukan surveilans dan percepat vaksinasi bagi yang belum dapat vaksinasi,” ujarnya.

Vaksinasi Anak 6-11 Tahun 

Sementara itu, sebagai bentuk sinergi percepatan vaksinasi COVID-19 bagi anak usia 6-11 tahun, Kapolr meluncurkan “Vaksinasi Merdeka Anak Usia 6-11 Tahun” serentak di 30 Provinsi di Indonesia. Peluncuran dilaksanakan di SDN Mangga Dua Selatan 01 Sawah Besar, Jakarta Pusat pada Rabu, 5 Januari 2021.

Seperti dikutip dari siaran pers yang dirilis di situs Kemenkes.go.id, sebanyak 300 dosis vaksin disediakan dan targetnya 200 siswa tervaksinasi pada hari itu. Kapolri Jenderal Polisi Drs. Listyo Sigit Prabowo, M.Si menargetkan sebanyak 2,6 juta anak usia 6-11 tahun telah divaksinasi sampai akhir Januari 2022 guna mendukung tercapainya target nasional vaksinasi anak sebanyak 26 juta di seluruh Indonesia.

Ia menuturkan bahwa target vaksinasi tersebut bertujuan untuk mendukung Pembelajaran Tatap Muka (PTM) yang mulai dilaksanakan 100 persen pada pekan ini dan melindungi anak-anak dari keterpaparan Covid-19, khususnya varian baru Omicron yang perkembangannya cukup cepat.

”Anak-anak kita adalah generasi yang mengisi posisi penting di tahun 2045 karena tahun 2030 kita memiliki potensi 60 persen masyarakat kita berada di usia produktif. Untuk bisa mempersiapkan SDM unggul, mau tak mau anak-anak kita harus kita jaga dari risiko terkait munculnya varian baru atau varian-varian yang nanti muncul. Yang kita lakukan salah satunya memberikan kekebalan imunitas dengan vaksin,” ujar Kapolri. (*)

Editor: Syofiardi

Related posts

Leave a Reply