48 tenaga kesehatan positif COVID-19, RSUD Paniai akan tutup poli umum

Pemeriksaan antigen dan vaksinasi di Paniai, Papua
Warga antre untuk mengikuti pemeriksaan tes cepat antigen dan vaksinasi COVID-19 di halaman Marks Kepolisian Sektor Paniai Timur, Enarotali. - IST

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Jayapura, Jubi – Rumah Sakit Umum Daerah atau RSUD Paniai, Papua, berencana akan menutup sementara pelayanan di poliklinik umum rumah sakit itu. Langkah itu diambil karena 48 tenaga kesehatan medis dan non medis RSUD Paniai positif COVID-19, sehingga rumah sakit itu kekurangan dokter.

Hal itu dikatakan Bupati Paniai, Meki Nawipa kepada Jubi, Rabu (21/7/2021). Menurutnya, 48 tenaga medis itu terkonfirmasi positif COVID-19 melalui tes usap antigen yang dilanjutkan dengan pemeriksaan tes cepat molekuler (TCM).

Read More

Nawipa menjelaskan 48 tenaga kesehatan itu terdiri dari tujuh orang dokter umum, seorang dokter spesialis kandungan, seorang dokter gigi, lima orang analis laboratorium, 18 orang perawat, empat orang bidan dan 12 staf administrasi. Menurut Nawipa, hal itu terjadi bersamaan dengan peningkatan jumlah kasus baru positif COVID-19 di Paniai.

Baca juga: Kasus Covid-19 melonjak, Pemkab Paniai akan gelar vaksinasi massal

Sejak 26 Juni sampai 20 Juli 2021, sudah ada 144 orang yang dinyatakan positif COVID-19. “Iya orang asli Papua sebanyak 16 orang, dan tujuh orang asli suku Mee dari Kabupaten Deiyai,” kata Nawipa, Rabu.

RSUD Paniai adalah rumah sakit rujukan di sub regional Wilayah Adat Meepago. RSUD Paniai menjadi rumah sakit rujukan yang melayani pasien dari Kabupaten Paniai, Kabupaten Deiyai, Kabupaten Dogiyai, dan Kabupaten Intan Jaya.

Untuk mengisi kekosongan dokter di RSUD Paniai, dua dokter yang bertugas di Puskesmas Enarotali akan dipindahtugasnya sementara waktu di RSUD Paniai. Nawipa menyatakan pihaknya juga telah melayangkan surat permintaan bantuan tenaga dokter kepada Pemerintah Kabupaten Deiyai, melalui Rumah Sakit Umum Pratama Deiyai.

“Jadi RSUD Paniai akan dibantu dua tenaga dokter dari Puskesmas Enarotali. Kami juga minta tenaga dokter dari Deiyai. Kami masih menunggu jawaban dari Deiyai. Itu karena hanya ada tiga dokter di sana [Deiyai],” kata Nawipa.

Nawipa menyatakan pihaknya akan memaksimalkan pelayanan umum di Puskesmas Enarotali yang saat ini beroperasi 24 jam. “Sambil kami mengevaluasi peningkatan kasus COVID-19 di Kabupaten Paniai, ke depan seperti apa,” ucapnya.

Nawipa menambahkan, setiap warga diwajibkan selalu mematuhi protokol kesehatan. Ia menekankan setiap warga yang berobat ke rumah sakit harus memakai maskter agar tidak banyak berkontak dengan dokter, perawat, atau pasien lainnya.

Baca juga: Positif Covid-19 di Paniai menjadi 65 kasus

Saat dikonfirmasi secara terpisah, Direktur RSUD Paniai, Dokter Agus membenarkan puluhan tenaga kesehatan medis dan non medis rumah sakit itu positif COVID-19. Menurutnya, kebanyakan tenaga kesehatan itu tidak mengalami gejala sakit, atau hanya bergejala ringan. “Sementara ini tengah menjalani perawatan dan isolasi mandiri di rumah, dipantau dan diawasi langsung oleh Tim Satgas Covid-19 RSUD,” ujar Agus.

Ia menyatakan pelayanan di RSUD Paniai masih tetap berjalan, namun pihaknya menunggu tambahan tenaga dokter untuk RSUD Paniai. “Semua pelayanan umum sementara kami arahkan dulu ke Puskesmas Enarotali,” ujarnya.

Menurutnya, RSUD Paniai akan membuat layanan konsultasi pasien COVID-19 secara jarak jauh, dengan menggunakan panggilan video, layanan pesan Whatsapp, dan layanan pesan singkat (SMS). “Obat akan kami antarkan, sehingga tidak banyak berkontak dengan dokter, perawat, dan pasien lain yang juga sedang menunggu di RS,” katanya. (*)

Editor: Aryo Wisanggeni G

Related posts

Leave a Reply