Papua No. 1 News Portal | Jubi
Merauke, Jubi – Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Merauke, Fransiskus Anggawen, mengatakan sebanyak 45 unit bus berukuran besar dan sedang, telah disiapkan untuk digunakan para atlet maupun official selama pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua, 2-15 Oktober mendatang.
“Puluhan bus tersebut telah tiba [di Merauke] beberapa minggu lalu dan siap dioperasikan,” ungkap Fransiskus Anggawen kepada Jubi, Senin (13/9/2021).
Fransiskus Anggawen menambahkan bus itu akan menjemput para atlet dan official saat tiba di Bandara Mopah, mengantar ke wisma atau hotel, juga ke sejumlah venue.
Anggawen juga menjelaskan dari 45 bus tersebut, 15 bus berukuran besar berkapasitas penumpang 24-26 orang, sedangkan 30 bus ukuran sedang berkapasitas 18 orang.
Saat ini, lanjut dia, 30 bus besar di parkir di salah satu titik di sekitar area Bandara Mopah. Sedangkan 15 lainnya di halaman Kantor Dinas Perhubungan Kabupaten Merauke.
“Memang untuk 30 bus itu, disewakan dan setelah selesai POX XX Papua, akan dibawa pulang ke Jakarta. Kedatangan bus juga dengan para sopir masing-masing serta tiga mekanik,” ujarnya.
Sedangkan 15 bus lain, menurutnya, dihibahkan oleh pemerintah pusat untuk Merauke serta dua kabupaten lain di wilayah selatan Papua yakni Boven Digoel serta Mappi.
Untuk bus mini, katanya, semua sopir adalah orang asli Papua (OAP). Jumlahnya 18 orang, tiga di antaranya adalah cadangan.
Ditambahkan, dalam beberapa hari ke depan akan dilakukan simulasi untuk mengambil pemain serta official mulai dari bandara menuju tempat penginapan (wisma), lalu ke lokasi pertandingan.
Baca juga: Ratusan bus PON XX dan Peparnas XVI mulai diberangkatkan ke Papua
Bupati Merauke, Romanus Mbaraka, minta agar simulasi bisa dilakukan secepatnya dari bandara menuju ke wisma hingga tempat pertandingan atau venue sehingga dapat diketahui dimana kekurangan agar dibenahi.
“Tinggal satu minggu ke depan, atlet serta official sudah datang di Merauke. Olehnya, persiapan harus lebih matang mulai dari penjemputan di bandara,” pintanya. (*)
Editor: Dewi Wulandari