43 persen dari 853 siswa SD di Kabupaten Jayapura belum bisa membaca

papua
Kegiatan survei terhadap tingkat kemampuan membaca siswa SD di Kabupaten Jayapura. - Jubi/Dok. WVI.

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Jayapura, Jubi – Masih banyak siswa Sekolah Dasar yang berada di Kabupaten Jayapura, Papua belum bisa membaca. Persoalan ini membutuhkan tindak lanjut di level sekolah dan kelas untuk meningkatkan kemampuan baca mereka.

Education Team Leader Wahana Visi Indonesia (WVI) Area Program Sentani Marthen S. Sambo mengatakan hasil tersebut diperoleh dari survei yang dilakukan 18 tenaga eksternal WVI di Kabupaten Jayapura, Papua pada 11-29 Oktober 2021.

“Proses pengumpulan data tidak dikerjakan WVI untuk menjamin subjektif data tersebut. Kami melatih mereka untuk melakukan survei, tapi bukan staf WVI,” kata Sambo dalam workshop  “Diseminasi Praktik Baik Program Organisasi Penggerak Tahap 1 di Tingkat SD Kabupaten Jayapura” pada Kamis, 9 Desember 2021.

BACA JUGA: WVI tingkatkan kemampuan guru 70 SD di Kabupaten Jayapura, Papua

Sambo mengatakan survei tersebut dilakukan di 78 Sekolah Dasar yang tersebar di 15 Distrik di Kabupaten Jayapura, Papua. Survei yang dilakukan selama dua minggu tersebut melibatkan 853 siswa sekolah dasar.

“Dari 81 SD, hanya 78 sekolah yang berhasil di survei. Dari 15 Distrik tidak semua sekolah dapat di survei, misalnya  Distrik Demta dari target empat sekolah hanya 2 SD dan Distrik Sentani dari 7 hanya 6 SD yang di survei,” ujarnya.

Sambo mengatakan jumlah masing-masing siswa yang disurvei per distrik, yakni Distrik Sentani (268), Distrik Sentani Barat (89), Distrik Sentani Timur (74), Distrik Kemtuk Gresi (72), Distrik Depapre (64), Distrik Waibu (60), Distrik Nimbokrang (56), Distrik Yokari (52), Distrik Kemtuk (29), Distrik Ravenirara (19), Distrik Demta (18), Distrik Nimboran (18), Distrik Unurumguay (15), Distrik Ebungfauw (12), dan Distrik Gresi Selatan (7).

“Total ada 853 siswa yang berhasil di survei dari 1.620 siswa. Ada beberapa distrik yang jumlah siswanya tidak banyak karena memang segitu jumlah siswanya,” katanya.

Sambo mengatakan dari hasil survei yang dilakukan menunjukkan bahwa 48 persen siswa sudah bisa membaca dan memahami bacaan. Sedangkan 9 persen belum lancar membaca dan belum memahami bacaan. Sementara sisanya siswa yang sama sekali tidak bisa membaca mencapai 43 persen.

“Ini siswa kelas 3 SD yang mau naik ke kelas 4,” ujarnya.

Menurut Sambo temuan tersebut merupakan kondisi yang sangat kritis, karena 43 persen itu angka yang cukup besar untuk siswa yang duduk di kelas 3 SD yang belum bisa membaca. Seharusnya siswa di kelas tersebut sudah bisa membaca untuk bisa belajar.

“Ini menjadi pekerjaan rumah kita bersama,” katanya.

Penyebabnya, kata Sambon, kegiatan literasi anak di lingkungan sekolah masih rendah. Misalnya masih rendahnya guru mengajarkan kosa kata baru untuk siswa hingga minat membaca siswa masih kurang dan lainnya.

Sambon mengatakan untuk meningkatkan kemampuan membaca siswa SD di Kabupaten Jayapura, Papua perlu dilakukan beberapa langkah, seperti program literasi yang harus mendapatkan perhatian oleh pemerintah, LSM, dan masyarakat. Perlu juga meningkatkan kualitas guru dan menciptakan lingkungan yang nyaman bagi anak di sekolah.

Kepala Bidang Sekolah Dasar, Dinas Pendidikan Kabupaten Jayapura Slamet Riyadi, M.Pd mengatakan pemerintah terus berupaya meningkatkan kualitas pendidikan dengan melakukan pemasangan jaringan internet di beberapa distrik terpencil di Kabupaten Jayapura.

“Ini penting karena saat ini pembelajaran untuk anak didik sudah sering dilakukan secara daring,” ujarnya.

Guru SD YPK Amai, Oktavia Afni mengatakan guru membutuhkan banyak pelatihan terkait Teknologi Informasi dan Komunikasi, sebab saat ini semua pembelajaran dilakukan secara daring. Afni juga berharap adanya peran aktif semua pihak, baik guru maupun orang tua dan pendamping untuk meningkatkan kemampuan literasi bagi anak-anak didik.

“Dukungan psikososial juga penting untuk melatih siswa aktif dalam setiap kondisi,” katanya. (*)

Editor: Syofiardi

Leave a Reply