Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Penyerang asing Persipura Jayapura, Yevhen Bokhashvili tampil penuh beban saat membela timnya kontra Bali United dalam laga lanjutan BRI Liga 1 2021 di Stadion Gusti Ngurah Rai, Denpasar, Kamis (24/2/22) malam.
Pasalnya, selain harus berjuang untuk menyelamatkan timnya dari zona degradasi, Yevhen juga harus bermain dalam kesedihan karena memikirkan negara asalnya, Ukraina yang diserang Rusia.
Sesaat sebelum laga Persipura kontra Bali United bergulir, Yevhen sempat menuliskan sebuah pesan sedih untuk memberikan dukungan bagi negaranya.
Baca juga:
Pencari suaka dari Ukraina timur tiba di Nizhny Novgorod Rusia
“Sekarang di masa sulit seperti ini, seluruh Ukraina, seluruh Ukraina di seluruh dunia, tidak peduli berapa ribu kilometer memisahkan kita, kita semua harus bersatu dan kuat seperti sedia kala. Hari ini kita mendapatkan ledakan di Tanah kita, di tanah yang penuh damai. Saya lahir dan dibesarkan di negara ini, dan saya orang Ukraina,” tulis Yevhen dalam akun Instagramnya.
“Kami adalah negara yang kuat, berbudaya, dan kami memiliki sejarah kami, dan masa depan kami! Mari kita dukung orang-orang kita bersama-sama, mari kita semua berdoa untuk Ukraina kita, kemuliaan untuk Ukraina,” tulisnya lagi.
Postingan Yevhen itu mendapatkan dukungan dari berbagai pihak yang turut prihatin dengan kondisi di Ukraina saat ini.
Selain mendapatkan dukungan dari tandemnya di Persipura, Ramiro Fergonzi, agen pemain sepak bola Indonesia asal Liberia, Julius Kwateh juga ikut memberikan dukungannya.
“Pemainku, saya juga ikut berdoa untuk negaramu. Tuhan akan mengendalikan semuanya,” ujar Kwateh.
Kesedihan Yevhen Bokhashvili kian bertambah, usai Persipura dihajar oleh Bali United dengan skor 4-1. Kekalahan tersebut membuat Persipura makin menjauh dari zona aman. Persipura kini telah berjarak empat poin dari Barito Putera di peringkat ke-15.
Terlepas dari situasi pelik yang dialami Persipura, kondisi di Ukraina mencekam pasca invasi hari pertama Rusia, Kamis (24/2/22) malam. Di laporkan sebanyak 173 orang tewas yang terdiri dari anggota militer dan warga sipil Ukraina.
Di saat bersamaan, unjuk rasa menentang aksi invasi Rusia terhadap Ukraina terjadi di 11 negara termasuk Moskow, Tel Aviv, Tokyo, New York dan sejumlah wilayah Eropa. Berbagai kalangan di seluruh dunia pun ikut mengecam aksi Rusia itu. (*)
Editor: Syam Terrajana