Papua No. 1 News Portal | Jubi
Di antaranya keluhan menumpuknya beras di gudang Bulog Merauke hingga tiga bulan yang menyebabkan petani khawatir hasil panen sebentar lagi tidak bisa diserap.
Beberapa hari terakhir anggota Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Sulaeman L. Hamzah melakukan reses di Kabupaten Merauke. Reses tersebut untuk pertama kali setelah wakil rakyat di Senayan tersebut terpilih kembali dalam pemilu legislatif setahun silam.
Dalam masa reses, selain melakukan tatap muka dengan sejumlah mitra pemerintah, ia juga ‘menjenguk’ masyarakat di beberapa kampung, sekaligus melakukan dialog langsung.
Dengan cara tersebut, kata Sulaeman, berbagai aspirasi yang disampaikan masyarakat akan diperjuangkan, sekaligus direalisasikan, meskipun membutuhkan waktu.
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Papua (DPRP), Fauzun Nihayah, mengatakan reses wakil rakyat di Senayan tersebut selain mendengar keluhan masyarakat juga menyampaikan ucapan terima kasih. Sebab masyarakat telah memilihnya sehingga bisa kembali duduk di lembaga DPR RI lima tahun ke depan.
“Setelah dilantik untuk periode kedua Bapak Sulaeman menggunakan waktu reses mengunjungi masyarakat sekaligus berdialog dan mendengar secara langsung berbagai keluhan yang dialami dan dihadapi masyarakat selama ini,” katanya.
Kunjungan yang dilakukan, menurutnya, sekaligus merealisasikan janji yang telah disampaikan Sulaeman bahwa secara rutin beliau akan mengunjungi masyarakat sekaligus untuk menyerap aspirasi.
“Bapak Sulaeman L. Hamzah mempunyai ruang lingkup tugas di bidang pangan, pertanian, perikanan, kelautan, lingkungan hidup, dan kelautan, beliau berharap berbagai persoalan yang dihadapi masyarakat dapat disampaikan sehingga diperjuangkan,” ujarnya.
Anggota Komisi IV DPR RI, Sulaeman L. Hamzah, mengatakan persoalan yang berkaitan dengan bidang tugasnya bisa disampaikan agar dapat ditindaklanjuti dengan memperjuangkannya.
“Sehingga bisa direalisasikan nanti,” katanya.
Dalam kunjungannya ke Kampung Sidomulyo, Distrik Semangga, Kabupaten Merauke, Sulaeman Hamzah mengatakan kepada masyarakat pihaknya telah mendapatkan berbagai informasi dan masukan, di antaranya sejumlah gudang Bulog penuh stok beras yang menyebabkan petani kesulitan memasarkan hasil panen mereka dalam beberapa bulan terakhir.
“Saya janji akan memperjuangkan dan terus berkomunikasi dengan pihak-pihak terkait agar permasalahan dimaksud segera teratasi,” ujarnya.
Tentunya, lanjut Sulaeman, beras di gudang Bulog yang masih menumpuk dapat segera didistribusikan sehingga menjelang musim panen beberapa bulan ke depan, beras petani dapat diserap.
Khusus berkaitan dengan Gapoktan, kelompok yang meminta bantuan alat serta mesin pertanian, ia mengatakan akan tetap dipertimbangkan. Hal itu karena sejumlah kelompok tersebut telah mendapatkan bantuan alshintan.
“Memang perlu saya pertimbangkan mengingat kabupaten dan kota lain di Papua juga membutuhkan, tetapi apa yang disampaikan tetap saya responi dengan sungguh-sungguh,” katanya.
Sulaeman juga memberikan bantuan dana kepada umat untuk merehab bangunan gereja dan masjid di Kampung Sidomulyo.
“Meski tidak terkait dengan bidang kerja saya namun atas nama kemanusiaan dan toleransi saya membantu karena menjadi kebutuhan masyarakat,” katanya.
Selain bantuan biaya untuk merehab bangunan gereja dan masjid, Sulaeman juga memberikan bantuan alat peraga untuk PAUD (Pendidian Usia Dini) dan pengeras suara untuk majelis taklim.
Kepala Badan Urusan Logistik (Bulog) Sub Divisi Regional Merauke, Djabirrudin, mengatakan kapasitas gudang Bulog menampung beras hanya 13.000 ton. Sementara sejak Januari serapan beras lebih 17.000 ton.
“Kini baru digeser 2.500 ton ke Jayapura dan Timika,” katanya.
Dengan demikian, tambahnya, stok beras yang tersisa sekarang kurang lebih 15.000 ton.
“Ada yang terpaksa kita titipkan di gudang milik para mitra, mengingat kapasitas gudang kita terbatas,” katanya.
Menurutnya salah satu solusi agar beras cepat bergeser keluar dari gudang Bulog adalah dengan program rastra atau bansos yang harus dijalankan kembali. Selama ini tidak berjalan, sehingga berdampak kepada penumpukan stok beras di gudang.
Dalam beberapa bulan ke depan, menurutnya, petani mulai panen. Dengan demikian, jika beras dalam gudang tak kunjung dikeluarkan maka pihaknya akan mengalami kesulitan penyerapan.
“Kita mau menyerap bagaimana, sementara kapasitas gudang Bulog Sub Divisi Regional Merauke sangat terbatas,” katanya.
Dia sangat berharap anggota Komisi IV Sulaeman Hamzah dapat membantu mencarikan jalan keluarnya sehingga beras yang sudah tujuh bulan dalam gudang Bulog segera dikeluarkan untuk dikirim ke daerah lain.
“Intinya bahwa kalau terdapat ‘space kosong’ dalam gudang, penyerapan beras petani tetap kami lakukan, karena itu merupakan program dari Bulog Pusat,” ujarnya. (*)
Editor: Syofiardi