Portal Berita Tanah Papua No. 1 | Jubi ,
Jayapura, Jubi – Sepajang 2016 Kota Jayapura mengalami inflasi sebesar 4,13 persen. Ini lebih tinggi dibanding inflasi nasional sebesar 3,03 persen.
Inflasi yang terjadi di Kota Jayapura disebabkan adanya kenaikan indeks dari 123,55 pada Desember 2015 menjadi 128,65 pada Desember 2016.
Kabid Bidang Statistik Distribusi, Badan Pusat Statistik (BPS) Papua Bambang Wahyu Ponco Aji mengatakan, kelompok bahan makanan memberikan andil terbesar 1,63 persen terjadinya inflasi di Kota Jayapura 2016.
Selain itu, kelompok bahan makanan, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau memberi andil inflasi sebesar 1,00 persen. Kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan 0,99 persen. Kelompok perumahan, listrik, air, gas dan bahan bakar sebesar 0,34 persen.
Sedangkan kelompok sandang dan kelompok kesehatan masing-masing sebesar 0,07 dan 0,08 persen. Kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga masing-masing 0,02 persen.
Sementara Merauke mengalami inflasi hanya 0,82 persen.Jauh lebih rendah dibanding inflasi nasional sebesar 3,03 persen. Inflasi yang terjadi di Merauke disebabkan adanya kenaikan indeks dari 131,04 pada Desember 2015 menjadi 132,12 Desember 2016.
Kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan memberikan andil terbesar di Merauke yaitu 1,32 persen. Disusul kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar, serta kelompok kesehatan masing-masing 1,12 persen.
"Sepanjang 2016 Kota Jayapura mengalami tujuh bulan inflasi dan lima bulan deflasi, inflasi bulanan di Kota Jayapura tertinggi terjadi Juni 1,78 persen, dan terendah Juli -1, 1 persen (deflasi)," kata Bambang.
Ia menambahkan, musim liburan sekolah dan perayaan hari raya pada pertengahan dan penghujung tahun memberikan dampak terhadap perubahan harga pada beberapa komoditas bahan makanan seperti cabai rawit, minyak goreng, bawang putih , dan bawang merah.
Selain itu juga memberikan dampak pada tingginya harga tiket pesawat udara. (*)
