Papua No. 1 News Portal | Jubi
Merauke, Jubi – Sebanyak 200 relawan PON XX Papua di Kabupaten Merauke mengikuti bimbingan teknis (bimtek) selama dua hari, 10-11 September 2021. Pelaksaaan bimtek berlangsung secara virtual dengan pemateri dari pengurus PB PON Papua.
Koordinator Subda PON Merauke Bidang Sumber Daya Manusia (SDM), Rama Dayanto, dalam sambutannya di aula SMAN I Merauke, Jumat (10/9/2021), mengatakan kkegiatan ini digelar sesuai instruksi PB PON Papua.
“Saya sudah sampaikan bahwa kita belum selesai melakukan penginputan data sekaligus mengumumkan secara resmi relawan yang diterima sebanyak 2.000 orang. Hanya saja PB PON Papua meminta dicari jalan terbaik dan harus ada kepastian,” ungkapnya.
Oleh karena diwajibkan harus ada keterwakilan 200 orang mengikuti bimtek, jelas Rama, pihaknya melakukan koordinasi serta komunikasi bersama Subda PON Merauke, sehingga ada jalan keluar.
Di mana, lanjut dia, meskipun belum ada pengumuman resmi, namun diambil 100 perwakilan orang Marind-Papua dan sisanya relawan dari bidang TIK yang mendaftar agar diikutsertakan, karena jumlahnya juga sangat banyak.
“Oleh karena data mereka lengkap setelah diinput, akhirnya ditambah peserta perwakilan orang Marind mengikuti bimtek. Bimtek hari ini mulai dilangsungkan,” ungkapnya.
Lebih lanjut Rama menjelaskan perwakilan relawan yang hadir mengikuti bimtek adalah representasi dari sisa lain yakni 1.800 yang nantinya akan diumumkan dalam waktu dekat.
“Olehnya, saya meminta kalian semua dapat mengikuti bimtek dengan baik. Karena nanti akan melaksanakan tugas serta tanggung jawab sebagai relawan selama berlangsungnya PON XX,” ujarnya.
Baca juga: Wisma untuk jurnalis belum dilengkapi fasilitas
Baca juga: Ini alasan pertandingan sepak bola di Stadion Katalpal batal digelar malam
Salah seorang peserta bimtek, Yohana (35), menyampaikan terima kasih kepada panitia karena diberikan kesempatan mengikuti bimtek dan nanti melaksanakan tugas sebagai relawan selama berlangsungnya PON XX di Kabupaten Merauke.
“Tentu ini menjadi suatu kebanggaan tersendiri bagi saya. Karena tidak semua bisa diterima sebagai relawan,” katanya. (*)
Editor: Dewi Wulandari