Papua No.1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Sebanyak 100 guru dan pegawai sekolah dari 13 sekolah di wilayah Kelurahan Yabansai, Kota Jayapura, Papua mengikuti vaksinasi Covid-19 di aula SMA YPPK Teruna Bakti Waena, Jumat, 26 Maret 2021.
Ke-13 sekolah adalah SMA YPPK Teruna Bakti, SMA PGRI, SMA Kopri, SMAK Seminari ST. Fransiskus Asisi, SMP Papua Kasih, SMP N 11 Jayapura, SD Perumnas 2, TK Terang Dunia, PAUD Karya Kasih, PAUD Hadassah, PAUD Masah Depan Cerah, PAUD Pelita, dan PAUD Siloam.
Vaksin Covid-19 yang diberikan di Puskesmas Waena, Jayapura, Papua tersebut dimulai pukul 9 pagi hingga pukul 4 sore. Selain 100 guru, ada 20 guru yang ditunda menerima vaksin karena masih dalam pengobatan jantung, hipertensi, dan terpapar Covid-19 kurang dari tiga bulan.
BACA JUGA: Pengalaman mengikuti vaksin Covid-19 di Papua
Kepala SMA YPPK Teruna Bakti Waena Cornelia Ragainaga mengatakan dari 57 guru dan pegawai di lingkungan SMA YPPK Teruna Bakti, 15 guru sudah duluan mengikuti vaksinasi Covid-19 di Rumah Sakit Dian Harapan, Papua. Hanya 20 guru baru yang divaksin di aula sekolah hari itu. Sisanya, 22 guru lainnya belum bisa divaksin karena kondisi tubuh mereka kurang fit.
“Target saya ke-57 guru dan pegawai semua bisa mengikuti vaksin tahap pertama dan kedua, tapi memang guru-guru saya ini banyak yang tua dan sudah berumur, ini kan tensi naik, jadi belum bisa divaksin, harus ditunda sampai baik dulu, terus saya harap guru-guru itu nanti juga bisa jujur kepada tenaga medis soal riwayat penyakitnya,” ujarnya.
Menurut Cornelia, vaksinasi Covid-19 sangat bagus untuk meningkatkan kekebalan tubuh dari virus Covid-19.
Juga sebagai persiapan untuk menunjang belajar tatap muka pada semester baru nanti. Tatap muka bisa dilaksanakan, kata Cornelia, jika tenaga pendidik di sekolah-sekolah di Kota Jayapura telah divaksin hingga 50 persen.
Ia berharap petugas mendata sekolah yang gurunya belum menerima vaksin agar bisa mengikuti vaksinasi sehingga proses kegiatan belajar-mengajar dapat dilakukan secara tatap muka.
Karena selama ini, kata Cornelia, pembelajaran online kurang efektif karena guru tidak dapat bertemu langsung dengan murid. Juga murid-murid lambat dalam menyerap dan mengerti materi pembelajaran online. Ada juga siswa yang sudah mulai bosan belajar dari rumah.
“Apalagi kita di dunia pendidikan ini kan selalu berinteraksi dengan anak-anak, jadi utamakan guru-guru kalau memang belum terjangkau, harus dijangkau semua supaya pelaksanaan proses KBM bisa tata muka,” katanya.
Christian Ade Rama, guru IPS SMP Papua Kasih juga ikut divaksin di aula SMA YPPK Teruna Bakti Waena. Ia mengatakan telah mempersiapkan diri dengan cukup beristirahat, makan yang bergizi, dan meminum vitamin agar tubuh tetap fit.
Rama tidak khawatir karena sebelumnya sudah ada sosialisai dari Puskesmas Waena mengenai vaksin Covid-19.
“Setelah divaksin tidak terjadi gejala apapun, saya merasa biasa saja,” ujarnya.
Sebagai guru Rama perasa penting ikut vaksinasi supaya mendorong lebih cepat dilaksanakannya pembelajaran tatap muka di sekolah.
Dalam pelaksanaan vaksinasi ia menyarankan agar proses dari ‘screening’ hingga divaksin dipercepat dengan menambah tenaga medis. Ia merasakan proses vaksinasi terlalu lama, karena ia menunggu 2 jam.
Petugas vaksinasi Covid-19 Puskemas Waena, dr. Selfiana Tenau mengatakan sudah 385 orang divaksin dari target 500 orang.
“Ada 60 yang ditunda dengan alasan masih dalam pengobatan jantung, hipertensi, dan satu orang tak bisa menerima vaksin karena menderita asma persisten berat,” ujarnya.
Puskesmas Waena bekerja 2 tim, yaitu tim A yang melayani ke instasi-instasi dan sekolah mulai pukul 9 pagi. Sedangkan tim B melayani di puskemas mulai pukul 1 siang hingga selesai.
“Ini sudah minggu kedua dalam satu minggu kita tiga kali setiap Kamis, Jumat, dan Sabtu, kita vaksinasi di dalam gedung dan di luar gedung,” ujarnya.
Dokter Tenau mengatakan sejauh ini baik dari pasien umum maupun lansia tidak ada masalah atau keluhan setelah divaksin.
“Semuanya saat divaksin, observasi, dan pulang tanpa keluhan hingga saat ini,” katanya.
Hanya saja, kata Tenau, vaksinasi Covid-19 untuk Orang Asli Papua (OAP) belum maksimal karena dari 100 peserta hanya 10 OAP.
“Kisarannya dari pengamatan di lapangan, seperti sekolah di Buper guru-guru mereka dari 98 hanya 10 OAP dan di puskesmas pun sama, yang datang juga lebih banyak non Papua,” katanya.
Dari Puskesmas Waena, kata Tenau akan melakukan evaluasi usai vaksin tahap 1 dan khusus bagi OAP akan bekerja sama dengan pihak gereja untuk turun ke lapangan memberikan edukasi karena terkait pemahaman.
Tenau mengimbau masyarakat untuk lebih bersemangat mencari tempat atau informasi vaksinasi.
“Jangan takut untuk divaksin karena lebih banyak yang vaksin lebih sehat ke depannya dan terhindar dari virus Covid-19,” ujarnya
Ia mengatakan vaksin terbuka untuk umum.
“Yang mau mendaftar silahkan kunjungi kami di Puskesmas Waena atau di rumah sakit terdekat, seperti di Rumah Sakit Dian Harapan,” ujarnya. (*)
Editor: Syofiardi