Papua No. 1 News Portal | Jubi ,
YAYASAN Pendidikan dan Persekolahan Gereja-Gereja Injili (YPPGI) di Tanah Papua memasuki usia ke-55 pada 19 September 2018. Yayasan ini dirintis oleh lima gereja pendiri untuk membangun lembaga pendidikan Kristiani dalam mempersiapkan generasi bangsa, gereja, dan masyarakat di masa depan.
Ketua YPPGI Tanah Papua, Shem Pigai, mengatakan keadaan awal Papua saat berdirinya YPPGI menghadapi berbagai masalah, seperti masalah sosial, ekonomi, kemiskinan, dan buta huruf.
“Karena itu kehadiran YPPGI bersama yayasan pendidikan lainnya seperti YPK, YPPK, Advent, dan Yapis telah memberikan kontribusi yang besar bagi pendidikan di Tanah Papua, walaupun hingga kini masih menghadapi banyak masalah dan kendala,” katanya kepada Jubi saat perayaan di Hotel Bunga Youtefa, Abepura, Papua.
Dengan semangat berkobar, lanjutnya, para perintis YPPGI berhasil mendirikan sekolah yang menyebar di seluruh Papua dan Papua Barat. Data sementara, yayasan ini memiliki 226 lembaga pendidikan semua jenjang. Mulai dari PAUD/TK, SD, SMP, SMA/SMK, hingga Perguruan Tinggi.
Selain itu masih ada beberapa lembaga pendidikan yang belum berhasil didata karena menghadapi beberapa kendala.
"Saat ini kami telah berada pada 50 tahun kedua, ini merupakan masa penataan dan peningkatan kualitas, fokus dari masa ini adalah pada manajemen dan tata kelola kelembagaan," ujarnya.
Pigai menjelaskan penataan manajemen dan kelembagaan meliputi penegakan peraturan yayasan, pengaturan sistem kerja yayasan, peningkatan sarana dan prasarana, serta peningkatan mutu dan kesejahteraan bagi tenaga pendidik dan kependidikan maupun pekerja yayasan.
“Dengan visi dan harapan di 100 tahun YPPGI akan menjadi yayasan pendidikan yang maju, mandiri, dan berkualitas berlandaskann Firman Tuhan,” katanya.
Dewan Pembina YPPGI di Tanah Papua, Pdt. Benny Giyai, berharap kehadiran YPPGI di Tanah Papua dapat menghadapi perubahan, terutama para guru harus menjadi teladan seperti para perintis terdahulu dengan mengajarkan pendidikan berbasis kemasyarakatan.
"Ajarkan anak untuk selalu membaca buku, budayakan membaca karena dengan membaca kita bisa melawan dan di setiap sekolah, terutama Teologi harus diajarkan pendidikan nilai dan karakter," katanya.
Ia juga berpesan agar YPPGI selalu peka terhadap perubahan yang terjadi sehingga mereka yang dididik menjadi alat Tuhan untuk mengkader generasi Papua untuk membawa perubahan.
“Selamat memikul salib, bawa orang Papua kembali ke tempatnya yang mulai tegeser oleh perubahan,” katanya.
Presiden Baptis, Pdt. Socrates Sofyan Yoman, berharap kehadiran YPPGI ke-55 tahun menjadi garam dan terang demi menyelamatkan generasi bangsa melalui pendidikan yang diajarkan berlandaskan kekristenan, serta menanamkan nilai kepribadian dengan mengajarkan sejarah, jati diri, dan identitas anak didik sebagai orang Papua.
"YPPGI hadir untuk menjawab semua itu, mendidik dengan watak dan kepribadian yang baik karena hanya dengan pendidikanlah selalu membebaskan kita dari stigma-stigma kurang baik kepada orang Papua," katanya.
Ia juga berharap setiap guru mengajarkan hal itu di setiap sekolah agar anak-anak tidak lupa siapa diri mereka. Tenaga pendidik juga harus menjadi berkat di setiap tempat tugas mereka.
Perayaan 55 tahun YPGGI di Tanah Papua dihadiri Presiden GIDI Pdt. Dorman Wandikbo, Presiden Baptis Pdt. Socrates Sofyan Yoman, Presiden Kingmi Papua Pdt. Benny Giyai, kader YPPGI, dan undangan lainnya.
YPPGI didirikan pada 19 September 1963 oleh gereja-gereja pertobatan, yaitu Kingmi, Baptis, GIDI, GGRI, dan GPKAI/GKAI. Kelima gereja sepakat mendirikan YPPGI dengan AD/ART yayasan di Jayapura Papua. Badan pengurus pertama yayasan diketuai D.C. David Paksual dengan anggota Richard D.F Pangendahen dan Gerald Agustinus Gozal.
Tujuan pendirian yayasan adalah sebagai yayasan pendidikan swasta nasional yang mempunyai ciri-ciri khusus berdasarkan Kristiani sebagai mitra pemerintah. Usaha awal yayasan adalah mengembangkan pendidikan mulai Taman Kanak-Kanak sampai Perguruan Tinggi. Selain itu juga menyelengarakan kursus-kursus atau pelatihan sesuai keperluan.
Yayasan disahkan oleh notaris Thontje Meset pada 15 Juli 1976 dan disahkan melalui Keputusan Menteri Hukum dan HAM RI pada 19 Agustus 2011 dengan kedudukan di Jalan Tongkol, Kelurahan Argapura, Jayapura Selatan, Provinsi Papua.
Kepenguruan baru YPPGI adalah A. M. Mnusefer sebagai Pengurus Umum Sekolah dan Pdt. Theis Wapori, S.Th sebagai Ketua Badan Pengurus. (*)