TERVERIFIKASI FAKTUAL OLEH DEWAN PERS NO: 285/Terverifikasi/K/V/2018

Staf hadapi lebih banyak pelecehan pelanggan dari sebelumnya di Countdown

Foto: RNZ / Nate McKinnon

Papua No.1 News Portal | Jubi

Pasifik, Jubi – Orang-orang melampiaskan kemarahan mereka terkait Covid pada staf supermarket Countdown, kata manajer urusan perusahaan Kiri Hannafin.

Tahun lalu ada serangan penusukan di dua toko, satu di Dunedin, dan satu lagi oleh teroris di Auckland.

Hannafin mengatakan, para pelanggan sekarang melampiaskan kemarahan terkait Covid pada staf.

“Ini menyebalkan, benar-benar mengerikan – cukup banyak perilaku yang kami lihat di Wellington, kami mendapatkan ini di seluruh toko kami setiap hari dan telah terjadi selama berbulan-bulan, kira-kira dua tahun sekarang,” katanya kepada Afternoons with Jesse Mulligan.

“Orang-orang yang tidak menggunakan masker tanpa izin pengecualian, menyalahgunakan tim kami, mereka mengumpat, meludah, mengancam akan membunuh, dan berlangsung setiap hari.”

Hannafin kagum dengan 22.000 staf Countdown yang terus bekerja meskipun perilaku yang benar-benar keterlaluan oleh beberapa pelanggan.

Dia mengatakan anggota tim “mendapatkan paket perawatan” dan melakukan percakapan yang “benar-benar jujur dan transparan”, tetapi dia khawatir tentang “bagaimana tim kami pulih dari beberapa tahun yang cukup sulit”.

“Sangat sulit ketika Anda dipanggil dengan panggilan yang buruk dan diludahi dan orang-orang tetap berbelanja tanpa masker. Sangat sulit untuk tetap positif dan menerimanya begitu saja.”

Ada 350 staf Countdown saat ini mengisolasi diri dengan Covid atau sebagai kontak dekat.

Staf distribusi dan pengiriman sedang diuji RAT setiap kali mereka memulai shift.

Hannafin mengatakan sebagian besar pengiriman berjalan lancar, tetapi ada beberapa penundaan dan kesenjangan di Dunedin, di mana staf dengan Covid belum dapat bekerja.

Produk segar mudah dibawa ke rak, tetapi Countdown memperkirakan kekurangan daging di toko akhir pekan ini

“Itu mengecewakan, kami bekerja sangat keras untuk memiliki kelangsungan bisnis di sana, namun kami juga melihat hal ini di Australia. Protein adalah salah satu produk pertama yang terkena dampak.” (rnz.co.nz)

Editor: Kristianto Galuwo

Baca Juga

Berita dari Pasifik

Loading...
;

Sign up for our Newsletter

Dapatkan update berita terbaru dari Tabloid Jubi.

Trending

Terkini

JUBI TV

Rekomendasi

Follow Us