Papua No. 1 News Portal | Jubi

Jayapura, Jubi – Ketua Solidaritas Pedagang Asli Papua, Frengky Warer mengatakan konsolidasi dan pemberdayaaan bagi pedagang asli Papua, baik dari kampung hingga perkotaan, akan kembali ditinjau ulang. Peninjauan ulang itu demi memastikan pedagang asli Papua dapat menyalurkan hasil buminya tepat sasaran dan dapat menarik konsumen.

“Konsolidasi dan pemberdayaan pedagang asli Papua dari kampung ke kota itu penting, karena pedagang asli Papua tidak hanya di pusat kota, tapi juga dipinggiran kota, agar hasil bumi mereka juga bisa mendapatkan tempat yang layak,” katanya kepada Jubi saat ditemui di pasar Mama-Mama Papua, Rabu (16/2/2022).

Warer mengatakan, pihaknya telah melaksanakan berbagai kegiatan pembinaan serta konsolidasi bagi pedagang asli Papua yang ada di pinggiran kota. Pembinaan serta konsolidasi itu mereka yang meminta Solidaritas Pedagang Asli Papua (Solpap) agar membantu memperjuangkan hak-hak dasar dalam aspek ekonomi.

“Kami pernah  melakukan pembinaan kepada mama-mama di Pasar Mama-mama dengan melibatkan pedagang asli Papua. Seperti pelatihan manajemen keuangan, praktik bernegosiasi, penampilan pedagang asli, menata keuangan dengan baik,” katanya.

Warer mengatakan, selama dua tahun ini kegiatan Solpap perkuat pedagang asli Papua yang berada di Pasar Mama-mama Papua pada masa Pandemi. Untuk konsolidasi keluar kami batasi karena ada dua faktor.

Baca juga: Tambah anggota, KOMPAP akan rekrut 500 – 1.000 pedagang asli Papua

“Dua faktor yang saya maksudkan ini, karena pandemi COVID-19, dan pengurus Solpap yang meninggal dunia seperti David Maturbongs, Metti Ronsumbre, sehingga banyak kegiatan serta hasil rekomendasi yang tertunda,” katanya.

Warer mengatakan pihaknya akan kembali meninjau sejumlah rekomendasi pada Musyawarah I di Jayapura. Hasil musyawarah ini akan ditindaklanjuti, salah satunya pembenahan koperasi dan konsolidasi pedagang asli Papua untuk pembinaan.

“Kami akan melakukan musyawarah dan konsolidasi internal dengan mama-mama, agar kami tetap solid bersama memperjuangkan ekonomi orang asli Papua di masa pandemi, dengan menyesuaikan dengan pasar digital. Pelan-pelan kami akan benahinya,” katanya.

Secara terpisah, Sekretaris Solpap, Natan Tebai menambahkan bahwa Solpap dengan motto Bersatu Bekerjasama untuk Kemandirian tentu saja mempunyai pekerjaan besar bagi pemenuhan hak-hak pedagang asli Papua, terutama pedagang mama-mama Papua.

“Kami terus selalu mencoba melakukan yang terbaik berupa, pembinaan dan konsolidasi dimaksud dalam berjuang memenuhi hak-hak pedagang asli Papua, terutama pedagang asli Papua yang terpinggirkan oleh sistem ini,” katanya. (*)

Editor: Aryo Wisanggeni G

 

Leave a Reply