Papua No. 1 News Portal | Jubi

Jayapura, Jubi – Koordinator Solidaritas Pedagang Asli Papua atau Solpap, Frengky Warer mengatakan Solpap secara keseluruhan mempunyai visi yang besar untuk mengembangkan Pasar Mama-mama di Kota Jayapura menjadi pasar sentral berciri khas Papua. Visi itu juga merupakan cita-cita mendiang Robert Jitmau, aktivis yang mengabdikan hidupnya untuk mengadvokasi para mama-mama Papua yang berjualan.

“Selama almarhum Robert Jitmau masih hidup, kami selalu berdiskusi tentang pasar yang berciri khas Papua. Agar pasar ini menghimpun semua kreatifitas orang asli Papua, tapi juga bisa menjadi tempat di mana orang berjualan bahan-bahan pangan lokal,” katanya.

Warer mengatakan bahwa untuk sementara ini, di Pasar Mama-mama Papua para pengunjung dapat menjumpai buah-buahan lokal, kerajinan khas, ikan bakar, bahkan kisah yang unik. “Siapapun yang datang, ya belanja pangan lokal, seperti ubi, singkong, sagu, ikan bakar, dan lainnnya” kata Warer.

Baca juga: Tiga tahun setelah diresmikan Jokowi, Pasar Mama Papua sepi pembeli

Warer berkomitmen apabila koperasi sudah diresmikan kantornya dan mulai beroperasi. pihaknya akan mencoba merekrut pelaku usaha berciri khas Papua dan orang Papua. “Kami akan mencoba menghimpun hasil olahan pangan lokal dalam kemasan di Pasar Mama-mama Papua. Ketika pengunjung datang, mereka tinggal belanja di pasar ini,”katanya.

Warer mengatakan, untuk sementara hasil produksi dalam kemasan terbatas kita jumpai. Begitu juga dengan kerajinan tangan  di Pasar Mama-mama Papua.

“Untuk sementara ini kami jual, kopi Papua, ada juga noken khas Papua yang dibuat oleh pedagang asli Papua sendiri, sisir bambu, anting. Hanya itu. Untuk lainnya, kami akan upayakan, mama-mama sendiri mereka berinovasi,” katanya.

Baca juga: Solpap terus lakukan konsolidasi dan pemberdayaan bagi Pedagang Asli Papua

Warer mengatakan, mama-mama yang berjualan ini kebanyakan mereka berjualan bahan baku pangan lokal, sayuran segar. “Ada yang mereka mengambil dari kebun sendiri, ada juga yang membeli dan berjualan kembali. Sehingga kami akan berusaha mengajak mereka untuk mengubah skema ini, agar waktu mereka tidak terlalu banyak habis di pasar,” katanya.

Salah seorang inisiator Gabungan Wirausaha Muda Papua (Garap), Sopater Sam mengatakan pemuda-pemudi Papua harus bangkit dan bersaing dengan orang luar. Itu membutuhkan inovasi, baik dari konsep dan aksi di lapangan.

“Kami membina generasi muda Papua untuk terus berinovasi, agar mereka bisa bersaing dengan orang luar Papua, tapi juga memanfaatkan digital untuk mempromosikan usaha mereka,” katanya. (*)

Editor: Aryo Wisanggeni G

Leave a Reply