Papua No.1 News Portal | Jubi
Jenewa, Jubi – Serangan terhadap rumah sakit, ambulans dan fasilitas kesehatan lainnya di Ukraina semakin gencar dalam beberapa hari terakhir. Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO, Selasa, (9/3/2022) kemarin mengatakan Ukraina kini mengalami krisis pasokan medis vital.
Sehari sebelumnya pada Senin, WHO memastikan sedikitnya sembilan orang tewas dalam 16 serangan fasilitas kesehatan sejak invasi Rusia 24 Februari. Tidak disebutkan siapa yang bertanggung jawab, namun pejabat kedaruratan senior WHO untuk Eropa, Catherine Smallwood mengatakan jumlah itu mencakup insiden di mana ambulans disita untuk tujuan lain selain layanan kesehatan darurat.
“Kami akan terus memperbarui datanya. Jumlahnya meningkat pesat selama beberapa hari belakangan,” kata Catherine, dikutip Antara dari Reuters.
Baca juga : Macron desak Putin akhiri operasi militer di Ukraina
Biden bertemu presiden Finlandia ketika Rusia invansi ke Ukraina
Agresi Rusia ke Ukraina Uni Eropa ancam ambil langkah ekstra
Direktur WHO untuk Eropa Hans Kluge, mengatakan lembaganya mengupayakan pasokan medis ke Ukraina segera, termasuk oksigen, insulin, alat pelindung diri (APD), pasokan bedah dan produk darah hampir kehabisan.
“Pasokan oksigen, vaksin anak dan fasilitas kesehatan mental turut menjadi prioritas utama WHO untuk kawasan tersebut,’ katanya.
Kluge juga menekankan perlunya mendahulukan kebutuhan kesehatan kaum perempuan seperti kesehatan ibu dan perawatan kebidanan darurat dan perlunya merespons kekerasan berbasis seksual dan gender.
“Konflik di masa lalu telah menunjukkan kepada kami bahwa remaja putri, penyandang disabilitas dan lansia perempuan berada dalam situasi yang paling rentan. “Mereka menghadapi ancaman besar atas penderitaan serangan dari orang-orang di luar rumah dan kelompok bersenjata serta kekerasan pasangan intim dan pelecehan seksual dan juga eksploitasi,” kata Kluge.
Sedangkan Pemerintah Ukraina mulai mengevakuasi warga sipil dari kota timur laut Sumy dan Irpin yang berdekatan dengan ibu kota Kiev pada Selasa, kata pejabat Ukraina.
Evakuasi itu dimulai setelah pejabat Rusia dan Ukraina sepakat mendirikan “koridor kemanusiaan” yang memungkinkan warga sipil meninggalkan kota-kota yang dikepung pasukan Rusia.
“Sejak pukul 09.30 (0730 GMT), lebih dari 150 orang telah dievakuasi dan proses (evakuasi) masih berlangsung,” kata gubernur Kiev Oleksiy Kuleba.
Warga sipil terjebak dalam perang sejak pasukan Rusia menggempur Ukraina pada 24 Februari. Moskow menyebut aksi mereka di Ukraina sebagai “operasi militer khusus”.
Menurut kantor berita Interfax yang mengutip Kementerian Pertahanan Rusia, menyebutkan pihak Rusia lantas membuka koridor kemanusiaan pada Selasa sehingga memungkinkan evakuasi warga dari sejumlah kota seperti Kyiv, Chernihiv, Sumy, Kharkiv dan Mariupol. (*)
Editor : Edi Faisol