Sektor perikanan di Kota Jayapura berpeluang ekonomi

Sektor perikanan di Kota Jayapura berpeluang ekonomi 1 i Papua
Kepala Dinas Perikanan Kota Jayapura, Matheys Sibi saat diwawancara. - Jubi/Ramah
Sektor perikanan di Kota Jayapura berpeluang ekonomi 2 i Papua
Kepala Dinas Perikanan Kota Jayapura, Matheys Sibi saat diwawancara. – Jubi/Ramah

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Jayapura, Jubi – Peluang usaha perikanan semakin besar seiring dengan konsumsi produk perikanan yang semakin tinggi. Data Dinas Perikanan Kota Jayapura, jumlah produksi perikanan pada 2018 mencapai 55,146.00 ton dan pada 2019 angka produksinya menjadi 71,612.12 ton.

Read More

“Ini menjadi peluang sekaligus tantangan bagi nelayan di Kota Jayapura ini, untuk memanfaatkan sektor perikanan sebagai pengembangan sumber daya ekonomi,” ujar Kepala Dinas Perikanan Kota Jayapura, Matheys Sibi, di Kantor Wali Kota Jayapura, Rabu (4/3/2020).

Dikatakan Sibi, salah satu pengembangan sektor kelautan dan perikanan harus berorientasi pada penguatan kelembagaan atau berbentuk koperasi, untuk menggarap potensi ekonomi sektor perikanan.

“Lewat koperasi ini nelayan bisa memanfaatkan sektor perikanan yang dikerjakan secara kelompok, sehingga bisa mengakses pasar luar karena saat ini banyak nelayan yang bergerak secara individu,” ujar Sibi.

Menurut Sibi, sebanyak 2.000 lebih nelayan di Kota Jayapura bila terbentuk dalam kelompok atau koperasi, maka usaha yang ditekuni bisa memiliki dampak atau hasil maksimal, efektif, dan efisien.

“Dengan melihat peluang yang ada, koperasi harus memanfaatkan potensi yang ada, namun syaratnya harus berbadan hukum. Kami siap mendampingi nelayan membentuk kelompok sampai berbadan hukum, dan itu semuanya gratis,” ujar Sibi.

Dijelaskan Sibi, sektor perikanan ada tiga sektor, yaitu pemasaran atau pengolahan, perikanan tangkap, dan budi daya. Sektor budi daya sebagai sektor hulu, serta sektor pemasaran dan pengolahan sebagai sektor hilir. Untuk ke tiga sektor ini ada kelompoknya dan berjalan sesuai perannya masing-masing.

Namun, diakui Sibi, kendala untuk menggarap potensi ekonomi sektor perikanan, masih sedikitnya pelaku usaha yang ingin terbentuk dalam kelompok atau koperasi berbadan hukum, sehingga produksi yang dihasilkan hanya untuk konsumsi lokal.

“Kalau untuk koperasi yang berbadan hukum saat ini ada lima, namun dari sisi produksinya belum bisa menyuplai keluar Kota Jayapura. Koperasi yang sudah ada ini, produksinya dalam sehari 1 sampai 2 ton,” jelas Sibi.

Ketua Koperasi Nelayan Papua Mandiri, Amos K. Woru, mengatakan minimnya hasil tangkapan ikan karena semakin banyaknya nelayan di Kota Jayapura. Ditambah lagi ulah nelayan nakal yang memancing menggunakan tinta.

“Penggunaan tinta ini disebabkan nelayan dari luar Papua, yang datang memacing ke Kota Jayapura. Kami berharap supaya ada perda perlindungan, supaya hasil tangkapan ikan nelayan asli Papua semakin banyak,” jelas Woru.

Menurut Woru, penggunaan tinta yang ditebar dalam rompong menyebabkan ikan keluar mencari tempat lain.

“Kalau sudah seperti itu, tidak ada lagi ikan dalam rompong. Nanti tunggu satu bulan lagi baru ikan masuk lagi di rompong. Penggunaan tinta ini sudah berlangsung lima tahun. Kalau dulu saya bisa dapat 300 ekor (ikan tuna), sekarang mau dapat 10 ekor saja susah,” jelas Woru. (*)

 

Editor: Kristianto Galuwo

Related posts

Leave a Reply