Papua No.1 News Portal | Jubi
Jakarta, Jubi – Pendukung Donald Trump yang terlibat kerusuhan di Capitol Hill pekan lalu dipecat dari tempat kerja. Mereka terbukti rusuh saat Kongres sedang melangsungkan penghitungan pemungutan suara elektoral pemilu pada Rabu (6/1/2021) siang. Mereka menyerbu dan merusak gedung Kongres sebagai bentuk penolakan pengukuhan kemenangan Joe Biden di pilpres.
Bahkan seorang pria tampak memakai ID perusahaan saat ikut kerusuhan. Esok harinya, perusahaan pemasaran di Maryland, Navistar Direct Marketing menyatakan memecat karyawan tersebut.
“Meskipun kami mendukung hak semua karyawan untuk melaksanakan kebebasan berbicara secara damai dan sesuai hukum, setiap karyawan yang menunjukkan perilaku berbahaya yang membahayakan kesehatan dan keselamatan orang lain tidak akan lagi memiliki kesempatan kerja,” kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan.
Baca juga Seorang perempuan tewas ditembak saat pendukung Donald Trump kepung US Capitol
Donald Trump absen pelantikan Joe Biden, namun tidak untuk mantan Presiden AS yang lain
Percakapan Donald Trump paksa Georgia ubah hasil Pilpres beredar
Perusahaan real estate di Chicago juga memecat salah satu agen berlisensi menyusul postingan media sosial yang menunjukkan kehadirannya Capitol. Libby Andrews, 56, yang dipecat perusahaanya menyatakan dia ada di sana untuk mendukung Presiden Trump, namun ia mengaku bukan untuk berbuat kekerasan. Sedangkan mengetahui info pemecatan dirinya melalui email.
Andrews mengatakan tidak tahu menahun mengenai kerusuhan hari itu. Dia baru paham setelah ditunjukkan gambar di media sosial. Namun pihak perusahaan memperlihatkan dua postingan media sosial ke CNN, yang menunjukkan Andrews ikut ambil bagian dari penyerbuan Capitol.
Sementara seorang guru di Pennsylvania diberhentikan sementara dari tugas sampai pihak sekolah menyelesaikan penyelidikan atas dugaan keterlibatannya dalam protes tersebut.
“Kami memahami bahwa banyak anggota komunitas kami kecewa dengan gambar tersebut,” kata Allentown School District dalam sebuah pernyataan.
Sekolah itu mengatakan memiliki kewajiban untuk menghormati hak Amandemen Pertama staf dan siswa.
Sedangkan seorang pengacara di Texas, Paul Davis kehilangan pekerjaan di Goosehead Insurance, setelah postingan media sosial menunjukkan dia berbicara tentang partisipasinya dalam unjuk rasa itu. “Kita semua mencoba masuk ke Capitol untuk menghentikan ini,” kata Davis alam sebuha video.
Dalam postingan di fitur Facebook Stories, Davis mengaku berdemonstrasi secara damai, dan tidak mencoba untuk secara aktif masuk ke Capitol.
“Saya mencoba masuk ke Capitol, untuk menyuarakan protes. Tidak dengan cara kekerasan,” tulisnya.
Pada Kamis (7/1), akun Twitter perusahaan men-tweet: “Paul Davis, Associate General Counsel, tidak lagi dipekerjakan oleh Goosehead.”
Tidak jelas apakah Davis keluar dari perusahaan atau diberhentikan. CNN menghubungi Davis untuk memberikan komentar tetapi belum mendapat tanggapan. Tidak hanya dipecat, ada juga pendukung Trump yang memutuskan mengundurkan diri dari pekerjaan.
Rick Saccone, asisten profesor di Saint Vincent College mengajukan pengunduran diri setelah video ketika dia berada di antara kerumunan di luar gedung Capitol beredar. “Saya memutuskan untuk mengundurkan diri demi kemajuan kampus,” kata Saccone kepada Tribune-Review, outlet berita di Pennsylvania.
“Dr. Saccone telah mengajukan dan kami telah menerima surat pengunduran dirinya, berlaku segera. Dia tidak akan lagi terkait dengan Saint Vincent College dalam kapasitas apa pun,” kata Senior Director of Marketing and Communications Saint Vincent College Michael Hustava.
Departemen Kepolisian Seattle menyatakan sedang menyelidiki keterlibatan dua anggotanya dalam kerusuhan tersebut. Kini kedua petugas itu sudah diminta untuk cuti.
“Departemen sepenuhnya mendukung semua ekspresi yang sah dari kebebasan berbicara Amandemen Pertama, tetapi massa dan peristiwa kekerasan yang terjadi di Capitol AS melanggar hukum dan mengakibatkan kematian petugas polisi lainnya,” kata Kepala Polisi Seattle Adrian Diaz dalam sebuah pernyataan.
Diaz menegaskan bakal memecat petugas yang ditemukan terlibat dalam insiden itu. Dan akan dilakukan penyelidikan lebih lanjut jika ditemukan pelanggaran hukum. (*)
CNN Indonesia
Editor : Edi Faisol