Papua No. 1 News Portal | Jubi
Cianjur, Jubi – Gelombang tinggi merusak puluhan perahu milik nelayan di Pantai Jayanti, Kecamatan Cidaun, Cianjur, Jawa Barat. Kondisi itu membuat nelayan terpaksa mendaratkan perahu agar kerusakan tidak bertambah parah. Tercatat gelombang tinggi tak hanya merusak perahu yang bersandar, namun tembok pemecah ombak pantai.
“Gelombang tinggi yang melanda pantai selatan, sudah terjadi sejak dua pekan terakhir, sehingga merusak 20 perahu nelayan yang ditambatkan di dermaga dan pinggir pantai,” kata Iwan, seoarang nelayan Pantai Jayanti, Selasa, (3/8/2021).
Baca juga : Cuaca buruk, pendapatan nelayan di Kota Jayapura turun 50 persen
Nelayan tradisional daerah ini terpaksa berhutang, dua bulan tak melaut
Kapal semang terbalik, empat nelayan hilang
Kondisi itu, kata Iwan membuat nelayan tak dapat melaut, meski hanya di bibir pantai. Selain itu melaut saat musim gelombang berrisiko mengancam nyawa nelayan.
“Kalau tidak ditarik ke darat, mungkin lebih dari 20 perahu yang rusak karena ketinggian gelombang bisa mencapai 10 meter. Gelombang juga merusak tembok pemecah ombak yang membentang di sepanjang dermaga, ” kata Iwan menjelaskan.
Tercatat ada sekitar 400 nelayan yang ada di pantai tersebut yang terpaksa tidak melaut, hanya sebagian kecil dari mereka nekar berangkat ke perairan yang lebih tenang di wilayah Garut Selatan meski hasil tangkapan cukup menjanjikan sejak satu bulan terakhir.
Sedangkan harga ikan yang cukup tinggi tidak sebanding dengan risiko yang akan ditanggung, sehingga lebih banyak nelayan yang mendaratkan perahu, ketimbang melaut. Sebagian besar memilih memperbaiki perahu selama tidak melaut.
“Masih ada yang melaut, tapi ke wilayah Garut Selatan yang gelombangnya tidak seekstrem di selatan Cianjur. Selama tidak melaut, kami hanya mengandalkan penghasilan dari tangkapan ikan dari pinggiran,” kata Iwan menjelaskan.
Ia mengaku selama ini nelayan di Pantai Jayanti tidak pernah tersentuh bantuan dari pemerintah. Iwan dan ratusan nelayan di Pantai Selatan Cianjur berharap mendapat perhatian layaknya warga lainnya yang selalu terdata untuk mendapat bantuan.
Bahkan selama menjadi nelayan sejak 30 tahun yang lalu, dia serta nelayan lainnya di Pantai Jayanti, belum terdata untuk mendapatkan kartu nelayan.
Bupati Cianjur, Herman Suherman, mengatakan telah menyiapkan berbagai program untuk membantu nelayan setempat, seperti mendirikan koperasi dan memberikan pelatihan bagi nelayan, agar tetap memiliki penghasilan saat tidak melaut.
“kami sudah siapkan berbagai program, termasuk untuk meningkatkan ekonomi nelayan yang selama ini, menganggur ketika cuaca ekstrem atau paceklik ikan,” kata herman.
Pemkab Cianjur juga akan mendidik keluarga nelayan sebagai pembudidaya ikan, udang dan hasil laut lainnya. (*)
Editor : Edi Faisol