Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jakarta, Jubi – Sedikitnya 32 orang tewasa dan 79 lainnya terluka akibat bentrokan dengan motif rasis terjadi antara orang Arab dan non-Arab di Darfur Barat Sudan. Seorang pekerja, Al-Shafei Abdalla, mengatakan bentrokan disebabkan penikaman seorang pria Arab hingga tewas di sebuah pasar di kamp Krinding pada Jumat kemarin. Aparat keamanan telah menangkap pelaku.
Namun keesokan harinya, keluarga orang yang meninggal itu dari suku Arab Rizeigat, menyerang kamp Krinding. “Dan membakar sebagian besar rumah di sana,” kata Abdalla.
Baca juga :Kekerasan di Sudan tewaskan 24 orang
Presiden Sudan Selatan pecat panglima militer
Dewan militer Sudan janjikan pemerintahan sipil
Seorang dokter dan mantan direktur medis di rumah sakit utama di ibu kota provinsi Genena dikutip dari Arab News, Minggu, (17/1/2021) kemarin mengatakan kekerasan itu sangat mengerikan, termasuk sulitnya kases orang menjangkau rumah sakit. “Mengerikan. Sampai sekarang, orang tidak dapat menjangkau rumah sakit mana pun,” kata dokter tersebut.
Juru bicara organisasi lokal yang membantu mengelola kamp pengungsi di Darfur, Adam Regal, mengatakan berbagi rekaman menunjukkan rumah dan properti terbakar di kamp Krinding setelah serangan hari Sabtu.
Video tersebut menayangkan bagaimana orang-orang yang terluka dengan pakaian berlumuran darah. Rekaman itu juga menunjukkan wanita dan anak-anak membawa barang-barang mereka, yang diduga melarikan diri dari bentrokan di kamp
Gubernur Mohammed Abdalla Al-Douma mengatakan pemerintah akan memberlakukan jam malam yang akan mencakup penutupan semua pasar dan larangan pertemuan di seluruh provinsi imbas kejadian ini. Al-Douma memberikan mandat kepada pasukan keamanan dan tentara untuk menggunakan kekuatan guna mengendalikan situasi.
Kantor perdana menteri di Khartoum mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa delegasi tingkat tinggi yang dipimpin oleh jaksa tertinggi Sudan akan menuju ke Genena. “Untuk mengambil tindakan yang diperlukan dan untuk membangun kembali stabilitas di Darfur Barat,” katanya. (*)
Editor : Edi Faisol