Papua No. 1 News Portal | Jubi ,

Nabire, Jubi – Kebijakan pembangunan yang diterapkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua maupun Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Nabire terus diupayakan agar dapat mengurangi berbagai ketimpangan pembangunan yang dirasakan selama ini, terutama dalam pemenuhan hak-hak dasar masyarakat adat yang belum terpenuhi yang berakibat kesenjangan sosial dan rendahnya pendapatan masyarakat.

“Sehingga pemanfaatan ketrampilan bertujuan memanfaatkan potensi bahan lokal sebagai peluang ekonomi guna meningkatkan taraf hidup dan terwujudnya keluarga sejahtera dalam ekonomi,” kata Bupati Nabire, Isaias Douw, saat membuka pelatihan ketrampilan perempuan asli Papua, dalam membangun keluarga sejahtera yang dilaksanakan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P3A) Kabupaten Nabire, di Nabire, Kamis (6/12/2018).

Menurut Isaias Douw, pelatihan tersebut sangat penting untuk meningkatkan pemahaman bagi kaum perempuan OAP, agar mampu membangun dan memberdayakan diri dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga.

“Karena perempuan harus tahu dan bisa memberdayakan dirinya sendiri tanpa tergantung orang lain,” ujarnya.

Selain meningkatkan kesejahteraan, kata Bupati Douw, faktor penting yang tidak boleh diabaikan dalam keluarga adalah menyiapkan kebutuhan dasar yakni asupan giszi yang seimbang bagi keluarga.

“Karena bila tidak terpenuhi akan menjadi hambatan dalam upaya yang dilakukan,” katanya.

Dia berharap kepada peserta untuk dapat mengikuti kegiatan pelatihan dengan baik agar menjadi bekal untuk mengembangkan diri.

“Ikut kegiatan ini dengan baik, perhatikan apa yang disampaikan, lalu dipraktetkan di rumah,” harapnya.

Kepala Bidang Kualitas Hidup Perempuan dan Kualitas Hidup Keluarga, Dinas P3A Nabire, Nona Mallis,a mengatakan tujuan pelatihan adalah membekali perempuan OAP secara berkelompok untuk memanfaatkan potensi bahan lokal sebagi peluang ekonomi.

“Banyak bahan lokal yang bisa dimanfaatkan. Jadi mereka kami akan ajar tentang cara membotok, mengolah umbi-umbian menjadi masker, dan umbi-umbian jadi makanan siap saji,” jelasnya.

Lanjut Mallisa, kegiatan ini dilakukan selama 14 hari yang diikuti oleh peserta dari Distrik Dipa dan Menou sebanyak 100 orang.

“Mereka akan diberikan materi dan langsung praktek,” katanya. (*)

Leave a Reply