Papua No.1 News Portal | Jubi
Nabire, Jubi – Pemerintah Kabupaten Nabire berencana menggelar kembali pernikahan massal. Kegiatan kali ini dipastikan berlangsung dengan tetap menaati protokol kesehatan dalam penangggulangan pandemi Covid-19.
“Kegiatannya di lapangan terbuka, mungkin di halaman kantor bupati. (Prosesi) pernikahan dilaksanakan sesuai (tata cara) adat, dan (aturan) agama serta pemerintah,” kata Sekretaris Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Nabire Barnabas Watofa saat ditelepon, kemarin.
Kegiatan bersama Disdukcapil dan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPPA) Nabire tersebut menargetkan sebanyak 100 pasangan mengikuti pernikahan massal kali ini. Panitia saat ini masih mempersiapkan berkas administrasi kependudukan bagi calon peserta.
“Program (nikah massal) membantu masyarakat mendapatkan dokumen kependudukan sebagai bagian dari perlindungan terhadap hak ibu dan anak. Bilamana ada pasangan yang belum memiliki dokumen kependudukan, kami akan menyiapkannya tanpa dipungut biaya,” jelas Watofa.
Dia melanjutkan salah satu prosesi adat yang bakal dijalani setiap peserta ialah meminang mempelai perempuan dan pembayaran mas kawin oleh pihak mempelai laki-laki. Setelah itu, pemberkatan pernikahan atau pengucapan ijab kabul sesuai agama yang dianut pasangan pengantin tersebut. Kemudian, pencatatan perkawinan dalam akte nikah oleh petugas Disdukcapil.
“Pernikahan massal dibatasi sebanyak 100 pasangan, tetapi terbuka untuk semua (pemeluk) agama dan etnik. Kalau ada pasangan (pengantin) belum menjalani prosesi adat pernikahan, akan dilaksanakan pada saat acara tersebut. Teknis pelaksanaannya sedang dipersiapkan (panitia),” lanjut Watofa.
Pernikahan massal tersebut digelar untuk kedua kalinya di Nabire. Sebelumnya, acara serupa digelar pada Desember tahun lalu dan diikuti sebanyak 125 pasangan suami-isteri. Pemerintah Kabupaten Nabire menargetkan menikahkan sebanyak 500 pasangan suami-isteri melalui beberapa iven pernikahan massal.
Sekretaris DPPPA Nabire Tajuwit mengatakan mereka telah berkoordinasi dengan pihak gereja, dan Kantor Urusan Agama (KUA) setempat. Penyelenggara pun berencana mengundang sejumlah pemuka agama untuk mendapat masukan mengenai kegiatan pernikahan massal.
“Acara (pernikahan massal) masih dalam persiapan. Kami belum bisa memastikan jadwal persis pelaksanaannya,” kata Tajuwit. (*)
Editor: Aries Munandar