
Papua No. 1 News Portal | Jubi
Salah satu metode pelatihan jurnalistik “Journalist Goes To School” yang diadakan Jubi untuk siswa adalah mengajak peserta berkunjung ke suatu tempat untuk praktik liputan dan membuat laporannya.
Laporan berikut adalah gabungan laporan yang ditulis peserta pelatihan yang diadakan di SMK 2 Jayapura, Maret 2019 setelah berkunjung ke Perpustakaan Daerah Provinsi Papua di Jayapura.
TERNYATA kehadiran gawai (gadget) di zaman teknologi informasi berdampak kepada minat remaja membaca buku. Minat remaja semakin menurun membaca buku.
Hal itu diketahui dari penelusuran tim pelatihan jurnalistik “Journalist Goes To School” ketika berkunjung ke Perpustakaan Daerah Provinsi Papua, Jumat, 22 Maret 2019.
Pengunjung di ruang lingkup umum, terbagi atas ruangan anak-anak, remaja, dewasa, dan referensi.
Pada bagian anak-anak jumlah pengunjung sekitar 40 anak per hari. Sedangkan per bulan bisa mencapai 500 hingga 600 pengunjung. Pada 2017 hingga 2019 rata-rata pengunjung 13.000 hingga 15.000 untuk menikmati 54.000 koleksi.
Pengunjung untuk anak TK dan SD sampai lebih 7.000. Pengunjung lebih sedikit hanya 5.000 dan umum 3.000 orang. Koleksi untuk mahasiswa 24.000, untuk umum 13 ribu lebih, anak-anak dan anak sekolah tak sampai 20 ribu.
“Dalam ruang dewasa tidak diketahui jumlah pengunjungnya karena masih ada pembaruan data, tapi diperkirakan sama banyaknya dengan pengunjung anak-anak dan dewasa,” kata Novi Okoseray, pustakawan Perpustakaan Daerah Provinsi Papua.
Novi mengatakan untuk remaja, jumlahnya sangat minim karena penggunaan gawai yang umum di kalangan remaja.
“Bisa dikatakan jumlah per bulan hanya 20 pengunjung,” katanya.
Pustakawan lainnya, Musiem, berharap para remaja menjadi penulis agar dapat mengisi perpustakaan dan menjadi anggota perpustakaan dan pahlawan perpustakaan.
Koleksi literature
Pada 1987 hingga 1995 Perpustakaan Daerah Provinsi Papua mengalami peningkatan pengunjung. Untuk menghadapi peningkatan tersebut jam kerja pustakawan terpaksa dibuat dua waktu, pagi sampai sore dan sore hingga malam.
Namun saat ini terjadi penurunan pengunjung, terutama dari kalangan remaja.
Perpustakaan Daerah awalnya ada di Taman Imbi, di depan Apotek Pasifik. Sekarang berada di Wai Mhorok, Abepura.
Perpustakaan Daerah Papua diresmikan pada 22 April 1987 oleh Wakil Gubernur Irian Jaya, Sugiyono, yang mewakili pemerintah melalui Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Irian Jaya.
Perpustakaan ini pernah mengalami perubahan nama dari Perpustakaan Daerah menjadi Perpustakaan Nasional di Daerah hingga akhirnya saat ini menjadi Perpustakaan Daerah dan Nasional.
Perpustakaan ini memiliki empat ruang baca, ruang anak, remaja, dan dewasa.
“Di ruang membaca terdapat berbagai macam buku, baik fiksi maupun nonfiksi,” kata Musiem.
Terkait kurangnya pengunjung usia remaja, Musiem menilai disebabkan oleh dampak negatif perkembangan teknologi yang menyebabkan perubahan pola pikir para pelajar untuk mendapatkan sesuatu dengan mudah dan cepat.
Cara tercepat adalah melalui internet yang diakses melalui gawai.
“Pada kenyataannya informasi yang terdapat dari internet belum lengkap dan seakurat di buku,” katanya.
Kondisi ini berbanding terbalik dengan pengunjung di ruang anak, preferensi, dan dewasa. Ada beberapa buku pada ruang preferensi.
“Terkadang mahasiswa yang sedang menulis skripsi datang untuk mencari referensi tetapi tidak menemukannya, namun ada usaha dari pihak perpustakaan daerah untuk menyediakan buku dengan melaporkan kebutuhan buku kepada pemerintah,” katanya.
Seksi Akuisisi Bahan Pustaka Perpustakaan Daerah Provinsi Papua, Anika Kafiar, mengatakan pada April 2019 akan dilakukan pengadaan koleksi buku baru di Perpustakaan Daerah.
Salah satu fokus pengadaan adalah untuk meningkatkan minat baca, terutama pada kalangan remaja.
Koleksi khusus Papua
Di Perpustakaan Daerah Papua juga terdapat koleksi khusus tentang Papua.
Umumnya buku tersebut didapatkan dari penulis Papua dan non-Papua yang sesuai Undang-Undang Nomor 4 tahun 1990 yang menyatakan bahwa setiap penulis harus menyumbangkan dua eksemplar buku ataupun CD kepada Perpustakaan Daerah.
“Ada 3.000 lebih judul buku maupun CD yang terdapat di ruang khusus Papua,” kata Eli Waeoboy, petugas di ruangan khusus koleksi Papua.
Sayangnya, meski memiliki koleksi tentang pustaka yang cukup banyak, pengunjung yang datang ke ruangan ini sangat minim, per bulan hanya 50 orang. (*)
Peserta Journalist Goes To School 2019 penyumbang laporan ini:
SMAN 1 JAYAPURA: Ahmad Jauhari, Anisyah Farahdiba, Annas Ramadantha, dan Yudhea Katoppo.
SMA MUHAMMADIYAH JAYAPURA: Evi Lestari, Khairunnisa, Wahyu Ramadhan, dan Syahruni Hamzah.
SMKN 2 JAYAPURA: Alfret Lasman, Vinica G.J. Prang, Arikah Sana, dan Yuni Ehaa.
SMA YPPK TARUNA DHARMA: Fadila Papalangi, Imanuel Frank, Janneth Renyaan, dan Shasha Handayani.
Perangkum: Timoteus Marthen
Editor: Syofiardi