Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Moni se-Kota Studi Jayapura meminta perwakilan pengungsi dan korban pelanggaran Hak Asasi Manusia dilibatkan dalam audiensi bersama DPR RI yang akan berlangsung di Jakarta pada Rabu (9/2/2022) pekan ini. Pemerintah Kabupaten Intan Jaya diminta menghadirkan perwakilan pengungsi dan korban pelanggaran Hak Asasi Manusia itu.
Hal itu dinyatakan Ketua Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Moni se-Kota Studi Jayapura, Yanuarius Weya di Kota Jayapura, Kamis (3/2/2022) pekan lalu. Weya mengatakan pertemuan akan melibatkan pemerintah, tokoh intelektual, tokoh agama, dan akan lebih baik lagi jika melibatkan perwakilan korban pelanggaran Hak Asasi Manusia untuk bersaksi.
“Sebab masyarakat itulah [yang] menjadi korban kekerasan. Mereka dapat sampaikan [kekerasan yang dialaminya] kepada pihak-pihak yang bersangkutan di Jakarta,” kata Weya.
Baca juga: Mahasiswa berharap para pihak unjuk peduli terhadap pengungsi Intan Jaya
Ia mengatakan korban keluarga korban pelanggaran Hak Asasi Manusia maupun perwakilan warga yang mengungsi karena konflik bersenjata di Intan Jaya juga harus dilibatkan, agar audiensi dengan DPR RI itu tidak menimbulkan kecurigaan baru. “Baik atau buruk aspirasi yang mereka sampaikan itu mereka yang mengalami,” katanya.
Weya meminta Pemerintah Kabupaten Intan Jaya segera memfasilitasi Ketua Tim Advokasi Hak Masyarakat Adat Intan Jaya Papua untuk DPR RI. “Selain masyarakat [dan] pihak korban, tim advokasi, mahasiswa, serta intelektual intan jaya yang independen [harus diajak] untuk membicarakan kondisi Intan Jaya,” katanya.
Ketua Komisi Komunitas Mahasiswa Independen Somatua Intan Jaya, Feri Belau mengatakan DPR Papua, Majelis Rakyat Papua (MRP), dan Pemerintah Kabupaten Intan Jaya harus berkoordinasi untuk membicarakan nasib masyarakat di Bumi Migani. “Tidak perlu lagi ada kontraversi di kalangan mahasiswa, pemerintah, atau masyarakat. Silahkan perwakilan pengungsi dan korban pelanggaran HAM menunjuk orang untuk diberangkatkan ke Jakarta [dan] bicara tentang konflik yang bekepanjangan [di Intan Jaya],” katanya. (*)
Editor: Aryo Wisanggeni G