TERVERIFIKASI FAKTUAL OLEH DEWAN PERS NO: 285/Terverifikasi/K/V/2018

Pendaki Gunung Slamet wajib tunjukkan sertifikat vaksin

Pendaki, Papua
Ilustrasi, pixabay.com

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Purbalingga , Jubi – Pendaki yang hendak melakukan pendakian ke Gunung Slamet wajib menunjukkan sertifikat vaksin. Para pendaki akan dicek saat hendak melalui jalur Bambangan, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah.

“Selain sertifikat vaksin, pendaki juga harus membawa surat keterangan sehat dari dokter,” kata Kepala Pos Pendakian Gunung Slamet Jalur Bambangan Saiful Amri, dikutip dari Antara, Sabtu (6/11/2021).

Baca juga : Luncuran guguran lava pendakian gunung Semeru ditutup
Viral foto bugil pendaki Polres Cianjur ancam pelaku UU ITE
Pendaki gunung Lawu tewas, kemungkinan kedinginan

Ia mengakui sebenarnya ada persyaratan lain sesuai yang ditentukan oleh pemerintah, yakni surat keterangan tes antigen dengan hasil negatif. Namun ia tidak mewajibkan pendaki membawa surat keterangan tes antigen tersebut.

“Mungkin karena biaya (tes antigen) agak mahal, surat sehat cukuplah, juga sertifikat vaksin sudah ada,” kata Saiful menambahkan.

Pendakian Gunung Slamet melalui jalur Bambangan mulai dibuka kembali sejak tanggal 25 Oktober 2021 setelah ditutup seiring dengan pelaksanaan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM). Sebelumnya kegiatan pendakian Gunung Slamet melalui jalur Bambangan ditutup total selama satu bulan, selanjutnya dilakukan uji coba pembukaan pada masa PPKM level 3, dan sejak tanggal 25 Oktober kembali dibuka untuk umum. Saiful menyebut grafik pendakian ke Gunung Slamet dalam beberapa waktu terakhir mengalami penurunan.

Biasanya bisa mencapai lebih dari 600 orang per pekan, namun sekarang sekitar 450-an orang. “Mungkin karena faktor intensitas hujan yang meningkat, mungkin cuaca mempengaruhi penurunan jumlah pendaki,” kata Saiful menjelaskan.

Terkait dengan kondisi cuaca yang sering turun hujan, dia mengingatkan masyarakat yang hendak melakukan pendakian ke Gunung Slamet untuk melakukan persiapan fisik dan menyiapkan peralatan yang sesuai dengan standar pendakian. Ia meyakini pendaki akan tetap aman selama mematuhi peraturan yang telah ditetapkan oleh Pos Pendakian Gunung Slamet.

“Contoh, ada larangan bagi pendaki agar tidak boleh berada di puncak Gunung Slamet lebih dari pukul 10.00 WIB. Kalau mematuhinya, Insya Allah aman,” katanya.

Larangan tersebut dibuat karena hujan sering mengguyur puncak Gunung Slamet di atas pukul 10.00 WIB.

Kegiatan “Pendakian Bersama Napas Tua ke Gunung Slamet” diikuti delapan pendaki berusia di atas 40 tahun yang berasal dari berbagai daerah di Pulau Jawa. (*) Editor : Edi Faisol

Baca Juga

Berita dari Pasifik

Loading...
;

Sign up for our Newsletter

Dapatkan update berita terbaru dari Tabloid Jubi.

Trending

Terkini

JUBI TV

Rekomendasi

Follow Us