Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Ketua solidaritas anti minuman keras dan narkoba (SAMN) Kota Jayapura, Anias Lengka, mengajak semua pemuda asli Papua untuk bersama-sama melawan minuman beralkohol di tanah Papua.
Hal itu dikatakan Anias pasca menerima penghargaan sebagai pelopor dan sukarelawan oleh Komite Nasional Pemuda Indoensia (KNPI) Provinsi Papua bekerja sama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Keerom pada peringatan Sumpah Pemuda ke-91 di Arso, Keerom (28/10/2019).
“Pada kesempatan yang bersejarah ini, saya ingin mengajak semua pemuda bahwa dengan penghargaan ini sebagai motivasi untuk saya terus maju menyuarakan bahaya miras bagi generasi muda Papua,” ujarnya kepada Jubi, Selasa, (29/10/2019).
Penghargaan itu memotivasinya untuk semakin getol menyuarakan antimiras demi menyelamatkan nyawa manusia Papua dari minol.
Dia juga mengharapkan agar Pemprov Papua dan pemkab/pemkot tidak mengizinkan peredaran minol di Tanah Papua.
“Sebab selama ini peredaran miras dibiarkan begitu saja tanpa ada pengawasan dan pengendalian dengan baik oleh pemerintah,” katanya.
Jika peredaran minol dibiarkan, maka moral sumber daya manusia (SDM) Papua akan rusak, sehingga Pemprov dan pemkab/pemkot harus lebih membangun SDM.
Penghargaan tersebut dipersembahkannya buat semua orang yang telah berjuang melawan miras dan memberikan masukan, saran, dan motivasi kepada SAMN.
Tangggal 30 Maret 2016 Gubernur Papua dan sejumlah bupati menandatangani pakta integritas pelarangan minol. Dengan demikian Perda Nomor 15 Tahun 2013 tentang pelarangan, produksi, peredaran dan penjualan minol Provinsi Papua resmi diberlakukan.
Namun, peredaran minol ilegal masih terjadi di berbagai daerah, salah satunya ibu kota Provinsi Papua, Kota Jayapura. Minol dianggap salah satu pemicu tindakan kriminal.
Wakil Kepala Polda Papua, Brigjen Pol Yakobus Marjuki, 18 Juni 2019, seperti dilansir Antara pernah mengatakan bahwa minol memang menjadi penyebab terjadinya pelanggaran hukum, baik premanisme, kejahatan jalanan dan curanmor, sehingga Operasi Bina Kusuma Matoa 2019 pada 18 Juni sampai 2 Juli 2019 dilakukan untuk menekan peredaran miras dan tindak kejahatan.
Soni W. Wanimbo, salah satu penerima penghargaan dari KNPI Papua juga mengatakan bahwa kematian OAP banyak dipengaruhi minol. Oleh sebab itu, Ketua DPRD terpilih Kabupaten Tolikara ini mengaku akan meminimalisir peredaran minol di wilayahnya usai dilantik.
“Pada kepemimpinan saya sebagai Ketua DPRD Tolikara, saya tegaskan tidak ada peredaran miras di Tolikara. Harap semua kabupaten dan kota di Provinsi Papua dapat melakukan hal yang sama agar sember daya manusia Papua lebih baik dari daerah lain di Indonesia,” katanya.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua, drg. Aloysius Giyai, mengharapkan agar semua pemuda di Papua harus mengembangkan bakat dan profesi yang dimiliki, serta menjauhi semua hal negatif.
“Saya terima (penghargaan dari KNPI) dengan penuh syukur, dengan berikan penghargaan ini membuat saya harus lebih banyak lagi menyelesaikan hal-hal yang masih belum kita selesaikan, terutama dalam bidang kesehatan di Provinsi Papua ini,” ujarnya menjawab pertanyaan Jubi.
Dalam rangka mendukung dan mengisi pembangunan, menurutnya, pemuda Papua harus melakukan hal-hal positif.
Ketua KNPI Papua, Albeth G. Wanimbo mengaku pemberian piagam penghargaan dilakukan atas kerja sama Pemprov Papua dan Pemkab Keerom serta KNPI Papua dan KNPI Keerom.
Penghargaan diberikan kepada mereka yang dianggap berkarya sesuai bakat, talenta dan profesi masing-masing serta mengembangkan kreativitasnya. (*)
Editor: Timo Marten