Papua No.1 News Portal | Jubi
Buka, Jubi – Para pemilih di seluruh Bougainville mulai menuju ke TPS Rabu lalu (12/8/2020) karena pemilu telah dimulai.
Pemilu itu dimulai hanya beberapa hari setelah kasus positif Covid-19 pertama Bougainville dikonfirmasikan, seorang pelajar muda yang terbang ke Buka dari PNG. PNG sekarang telah melaporkan lebih dari 200 kasus Covid-19 dan tiga orang telah meninggal.
Ada 440 kandidat yang memperebutkan 40 kursi di parlemen wilayah itu, termasuk 25 capres yang menginginkan kursi presiden.
Isu yang paling penting
Pemilu ini disebut sebagai yang paling penting untuk Bougainville, karena peran penting presiden dan parlemen berikutnya dalam merundingkan hasil referendum yang tidak mengikat tahun lalu, dimana 98% orang Bougainville memilih merdeka dari Papua Nugini.
Banyak kandidat yang mengantisipasi proses negosiasi yang berkepanjangan. Seorang pakar penyelesaian konflik mengatakan proses yang serupa di daerah lain memakan waktu hingga 10 tahun.
Pemerintah Bougainville sendiri telah menetapkan rencana negosiasi dengan Pemerintah PNG, dijadwalkan tepat waktu agar suatu resolusi dapat diajukan ke parlemen PNG pada bulan September tahun depan.
Agar hal itu bisa terjadi, akademisi Universitas Nasional Australia Gordon Peake, yang telah menghabiskan tiga tahun terakhir sebagai penasihat di Bougainville, percaya bahwa dasar untuk pembahasan harus ditentukan secepat mungkin.
Perekonomian Bougainville
Telah diakui bahwa perekonomian Bougainville berada dalam kondisi yang buruk. Baik Pemerintah PNG dan Bougainville telah mengakui adanya kesenjangan yang besar antara pemasukan yang dihasilkan kawasan itu untuk anggaran nasionalnya, dan pendapatan yang akan diperlukan jika Bougainville merdeka.
Karena alasan ini, sekelompok kandidat telah menunjukkan dukungan yang kuat untuk membuka kembali tambang Panguna yang kontroversial, tetapi yang lain mengatakan bahwa masalah kepemilikan tanah di sekitar tambang itu perlu diselesaikan terlebih dahulu.
Industri lainnya seperti kopra dan kakao, atau penangkapan ikan di kawasan perairan yang akan menjadi ZEE baru yang luas, setelah Bougainville merdeka. Pariwisata juga didukung oleh beberapa kandidat.
Di tengah-tengah Covid-19
Bougainville telah berupaya keras untuk memastikan bahwa Covid-19 tidak memasuki wilayah tersebut. Sebelumnya, Presiden Momis mengungkapkan bahwa mereka tidak memiliki kapasitas untuk menghadapi sebuah wabah. Namun pemerintah telah mendirikan tiga fasilitas karantina, yang disiapkan dengan bantuan donor. Keadaan Darurat yang telah diberlakukan sejak Maret lalu akan berakhir pada Jumat pekan ini.
Sementara itu, setelah pelajar yang terinfeksi tiba pekan lalu, pengontrol Keadaan Darurat Bougainville, Francis Tokura, mengeluarkan peraturan khusus untuk TPS ketika pemungutan suara dimulai.
Tokura, yang juga merupakan komandan polisi daerah itu, mengatakan semua staf, kandidat, pengamat, dan petugas keamanan yang terlibat dalam pemungutan suara harus memakai masker wajah dan sarung tangan bedah, dan menggunakan pembersih tangan dan tisu basah.
Sebelum memasuki TPS, pemilih harus mencuci tangan, dan begitu juga saat meninggalkan TPS, selalu menjaga jarak fisik minimal 1,5 meter. TPS juga berada di lokasi yang memadai untuk memungkinkan menjaga jarak fisik. Tergantung pada TPS-nya, maksimum tiga pemilih dapat berada di TPS bersamaan.
Pemilu akan berlangsung hingga 1 September dan hasilnya dijadwalkan akan rampung pada pertengahan September.
Menurut AAP, jumlah keterwakilan perempuan dalam pemilu Bougainville kali ini tinggi, dan jumlah kandidat perempuan merupakan lebih tinggi dari pemilu sebelumnya. Ada 14 calon perempuan untuk dapil dengan kursi umum, menurut seorang juru bicara pemerintah. Selain itu, ada 27 calon perempuan dikatakan bersaing untuk tiga kursi khusus yang dialokasikan untuk perempuan, dan dua perempuan maju sebagai calon presiden. (RNZI)
Editor: Kristianto Galuwo
